kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Timah tak mendukung INATIN


Selasa, 20 Desember 2011 / 09:05 WIB
Asosiasi Timah tak mendukung INATIN
ILUSTRASI. Tingkat kemacetan di DKI Jakarta berkurang


Reporter: Rika, Handoyo | Editor: Edy Can

PANGKALPINANG. Bursa timah Indonesia alias INATIN belum berumur seminggu. Namun, kehadiran bursa itu kini mendapat penolakan para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Timah Indonesia (ATI). Mereka enggan bergabung karena pembentukan bursa menyalahi konsep.

Kalangan pengusaha itu juga berencana memecat Ketua Harian ATI, Rudy Irawan. Mereka menilai Rudy melenceng dari aturan organisasi dan menyalahi mandat ATI berkaitan dengan pembentukan bursa timah itu. "Kami menyatakan mosi tidak percaya terhadap INATIN dan akan memecat ketua harian ATI," kata Hidayat Arsani, Presiden ATI, Minggu malam (18/12).

Hidayat menjelaskan, anggota ATI memang ingin membentuk bursa timah. Untuk itu, mereka memberikan mandat ke tim 11 dengan Wachid Usman, Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Ketua dan Rudy sebagai anggota. Keinginan mereka, bursa timah berada di Bangka Belitung dan bernama Bangka Belitung Tin Market (BTM).

Sekedar catatan, BTM adalah bursa fisik timah, di mana pedagang dan pembeli harus bertemu agar terjadi transaksi. "Tapi yang muncul adalah INATIN dan Rudy sebagai wakil presidennya tanpa ada pembicaraan apapun dengan ATI," imbuh Darma Sutomo, Ketua Bagian Legal ATI.

Oleh karena itu, ATI akan memecat Rudy dari kepengurusan. Menurut Hidayat, sudah dua per tiga anggota yang meminta agar Rudy diturunkan. Jumlah itu sudah memenuhi syarat sah pemberhentian pengurus.

Hidayat mengaku, saat peluncuran INATIN, ia dan pengusaha lain juga datang. Ia pun ikut menandatangani kesepakatan pembentukan INATIN. "Tapi setelah saya tahu hasilnya seperti itu, tanda tangan pun saya cabut kembali," jelas Hidayat.

Dengan polemik ini, Hidayat bilang, INATIN cuma didukung oleh tiga perusahaan timah, yaitu PT Timah Tbk, PT Koba Tin, dan PT NSP. Ia tak yakin konsep bursa oleh tiga perusahaan ini berhasil. Sebaliknya, ia malah mengkhawatirkan hal ini mengarah pada terjadinya monopoli lagi di pasar timah.

Namun, Rudy membantah tuduhan tersebut. Menurutnya, penentuan nama INATIN merupakan hasil kesepakatan bersama. "Nama ini sudah dikonsultasikan kepada para anggota smelter yang lain. Kok malah saya yang dikambinghitamkan," tegas Rudy, Senin (19/12).

Rudy juga heran, kenapa Presiden ATI malah menyerangnya. Padahal, ia selalu berkomunikasi melalui telepon terkait perkembangan pembentukan bursa timah tersebut. Makanya, Rudy tidak khawatir dengan masalah ini.

Ia juga mengaku santai menghadapi rencana pemecatan itu. Ia mengaku belum menerima surat resmi pemberhentian sebagai pengurus ATI. "Asosiasi ini mengecewakan, karena anggotanya banyak melanggar kebijakan yang mereka buat sendiri," ujar Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×