kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -17.000   -0,89%
  • USD/IDR 16.509   79,00   0,48%
  • IDX 7.484   -65,55   -0,87%
  • KOMPAS100 1.049   -9,43   -0,89%
  • LQ45 790   -7,68   -0,96%
  • ISSI 254   -1,44   -0,57%
  • IDX30 409   -4,26   -1,03%
  • IDXHIDIV20 466   -6,75   -1,43%
  • IDX80 119   -1,00   -0,84%
  • IDXV30 122   -1,55   -1,25%
  • IDXQ30 130   -1,12   -0,86%

Aspebindo Ungkap 240 Juta Ton Produksi Nikel Belum Terserap Maksimal, Ini Alasannya


Kamis, 31 Juli 2025 / 10:05 WIB
Aspebindo Ungkap 240 Juta Ton Produksi Nikel Belum Terserap Maksimal, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Tumpukan nikel di atas kapal tongkang di kawasan industri smelter nikel di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/2/2023). PT Aneka Tambang Tbk di tahun 2023 menargetkan penjualan bijih nikel pada tahun 2023 ditargetkan mencapai 9,45 juta wet metric ton (wmt) atau tumbuh 36 persen dari capaian penjualan unaudited bijih nikel tahun 2022 sebesar 6,95 juta wmt. ANTARA FOTO/Jojon/hp.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) mengungkapkan bahwa pasokan bijih nikel nasional pada 2024 mencapai sekitar 240 juta ton.

Namun, jumlah tersebut belum terserap secara optimal oleh industri pengolahan dan pemurnian (smelter) dalam negeri.

Baca Juga: Pabrik Smelter Nikel Mulai Berguguran

Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho, menjelaskan bahwa salah satu penyebab rendahnya penyerapan adalah tren meningkatnya penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP), bukan baterai berbasis nikel seperti nickel manganese cobalt (NMC).

“Beberapa waktu terakhir ini memang terjadi kompetisi teknologi baterai antara LFP dan NMC. Ini berdampak pada penurunan permintaan baterai EV berbasis nikel,” ungkap Fathul saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Menurut dia, dampak dari tren ini mulai terasa di sektor hulu, terutama pada penurunan permintaan terhadap produk turunan bijih nikel seperti feronikel dan nickel pig iron (NPI) dari smelter-smelter dalam negeri.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Produksi Nikel Matte 35.584 Ton pada Semester I-2025

Untuk itu, Aspebindo mendorong pemerintah agar memberikan insentif khusus bagi kendaraan listrik berbasis baterai NMC.

Harapannya, dengan insentif tersebut, industri pengguna dapat menyerap produksi nikel nasional secara lebih optimal.

“Mobil-mobil yang masuk ke Indonesia sebaiknya diberi insentif jika menggunakan teknologi berbasis NMC, agar produksi nikel kita bisa lebih terserap,” ujarnya.

Di sisi lain, tekanan pada permintaan global juga berkontribusi pada tren penurunan harga nikel, baik untuk jenis berkadar rendah (limonit) maupun berkadar tinggi (saprolit).

Data dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menunjukkan bahwa harga nikel kadar 1,8% dengan moisture content (MC) 30% tercatat sebesar US$ 35,73 per wet metric ton (WMT) pada periode kedua Juli 2025.

Harga ini stagnan dibandingkan periode sebelumnya. Namun, penurunan terjadi pada kadar lain seperti nikel 1,8% MC 35% yang turun ke level US$ 33,18 per WMT.

Selanjutnya: 8 Drama Korea Terbaru Agustus 2025 Lengkap Dengan Jadwal Tayangnya

Menarik Dibaca: 8 Drama Korea Terbaru Agustus 2025 Lengkap Dengan Jadwal Tayangnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×