Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) mengungkapkan bahwa pasokan bijih nikel nasional pada 2024 mencapai sekitar 240 juta ton.
Namun, jumlah tersebut belum terserap secara optimal oleh industri pengolahan dan pemurnian (smelter) dalam negeri.
Baca Juga: Pabrik Smelter Nikel Mulai Berguguran
Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho, menjelaskan bahwa salah satu penyebab rendahnya penyerapan adalah tren meningkatnya penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP), bukan baterai berbasis nikel seperti nickel manganese cobalt (NMC).
“Beberapa waktu terakhir ini memang terjadi kompetisi teknologi baterai antara LFP dan NMC. Ini berdampak pada penurunan permintaan baterai EV berbasis nikel,” ungkap Fathul saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Menurut dia, dampak dari tren ini mulai terasa di sektor hulu, terutama pada penurunan permintaan terhadap produk turunan bijih nikel seperti feronikel dan nickel pig iron (NPI) dari smelter-smelter dalam negeri.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Produksi Nikel Matte 35.584 Ton pada Semester I-2025
Untuk itu, Aspebindo mendorong pemerintah agar memberikan insentif khusus bagi kendaraan listrik berbasis baterai NMC.
Harapannya, dengan insentif tersebut, industri pengguna dapat menyerap produksi nikel nasional secara lebih optimal.
“Mobil-mobil yang masuk ke Indonesia sebaiknya diberi insentif jika menggunakan teknologi berbasis NMC, agar produksi nikel kita bisa lebih terserap,” ujarnya.
Di sisi lain, tekanan pada permintaan global juga berkontribusi pada tren penurunan harga nikel, baik untuk jenis berkadar rendah (limonit) maupun berkadar tinggi (saprolit).
Data dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menunjukkan bahwa harga nikel kadar 1,8% dengan moisture content (MC) 30% tercatat sebesar US$ 35,73 per wet metric ton (WMT) pada periode kedua Juli 2025.
Harga ini stagnan dibandingkan periode sebelumnya. Namun, penurunan terjadi pada kadar lain seperti nikel 1,8% MC 35% yang turun ke level US$ 33,18 per WMT.
Selanjutnya: 8 Drama Korea Terbaru Agustus 2025 Lengkap Dengan Jadwal Tayangnya
Menarik Dibaca: 8 Drama Korea Terbaru Agustus 2025 Lengkap Dengan Jadwal Tayangnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News