kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Aspelindo Optimistis Kebutuhan Pelumas Tetap Tinggi dalam Beberapa Tahun Mendatang


Kamis, 24 Agustus 2023 / 15:32 WIB
Aspelindo Optimistis Kebutuhan Pelumas Tetap Tinggi dalam Beberapa Tahun Mendatang
ILUSTRASI. Aspelindo menyebut industri pelumas tetap memiliki prospek yang positif di tengah transisi menuju era kendaraan listrik.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) menyebut industri pelumas tetap memiliki prospek yang positif di tengah transisi menuju era kendaraan listrik.

Sigit Pranowo, Ketua Umum Aspelindo menyampaikan, tingkat pertumbuhan konsumsi pelumas di Indonesia berkisar antara 2% sampai 2,5% per tahun. Pemicu pertumbuhan konsumsi pelumas tidak hanya datang dari kendaraan bermotor saja, melainkan juga berbagai sektor industri lain yang menggunakan pelumas seperti pertambangan dan perkapalan.

Dari situ, Aspelindo memandang bisnis pelumas masih memiliki potensi yang menjanjikan pada masa depan. Kemunculan kendaraan listrik pun tidak menjadi penghambat bagi pelaku industri pelumas untuk meningkatkan penjualannya. Ini mengingat adopsi kendaraan listrik yang menyeluruh membutuhkan waktu tidak singkat.

"Aturan usia pemakaian kendaraan di Indonesia lebih longgar dari negara lain seperti misalnya Singapura. Di Indonesia, mobil usia 20 tahun pun masih boleh jalan, sehingga kebutuhan pelumas tetap ada," ungkap Sigit ketika ditemui Kontan, Kamis (24/8).

Baca Juga: Intip Rencana Bisnis Lupromax Pelumas Indonesia (LMAX) Usai IPO

Sigit juga mengaku telah menemukan riset bahwa pada rentang tahun 2030-2035, kebutuhan pelumas di Indonesia masih tetap tinggi, termasuk untuk kendaraan bermotor.

Para produsen pelumas juga tidak alergi dengan era kendaraan listrik. Justru ketika ekosistem kendaraan listrik di Indonesia sudah terbentuk secara berkelanjutan, maka akan terbuka kesempatan kemunculan peluang bisnis baru bagi produsen pelumas.

"Beberapa produsen pelumas juga sudah ada yang memiliki rencana pengembangan diversifikasi bisnis di era kendaraan listrik," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×