Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) melihat prospek bisnis di tahun 2024 masih sangat menjanjikan.
Hal ini terutama seiring dengan rencana-rencana pengembangan diversifikasi produk yang memberikan peluang tambahan pendapatan di tahun depan.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengungkapkan, dalam membidik proyeksi bisnis manufaktur, AUTO tetap mengikuti target dari masing-masing asosiasi otomotif, baik Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) maupun Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Upayakan Kinerja Bertumbuh Hingga Akhir 2023
“Dan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tolak ukur bisnis perdagangan kami,” ungkap Wanny, kepada Kontan.co.id, Selasa (19/12).
Di tahun 2024, lanjutnya, sekalipun tidak ada kenaikan yang cukup signifikan untuk industri kendaraan roda empat, namun masih terdapat pertumbuhan untuk industri roda dua.
Dengan demikian, AUTO memandang prospek bisnis di tahun depan masih sangat baik.
Terlebih, AUTO juga sudah memiliki beragam rencana pengembangan diversifikasi produk untuk menggaet potensi bisnis-bisnis baru, baik di bisnis otomotif maupun non-otomotif.
Untuk menyukseskan bisnisnya di tahun 2024, AUTO menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar. Dana capex tersebut diprioritaskan salah satunya untuk persiapan model kendaraan baru.
“Lalu untuk maintenance mesin, serta implementasi digitalisasi dan otomasi di segala aspek,” tandasnya.
Sebagai tambahan informasi, pendapatan AUTO tercatat mencapai Rp 14,08 triliun per kuartal III-2023. Angka ini naik 4,4% year on year (YoY) dibandingkan Rp 13,49 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Apabila dirinci berdasarkan segmen bisnis, kontributor utama pendapatan auto adalah segmen manufaktur yang mencapai Rp 8,68 triliun. Kemudian disusul oleh segmen perdagangan atau trading dengan kontribusi senilai Rp6,42 triliun.
Dari sisi bottom line, AUTO mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,31 triliun. Angka ini berhasil tumbuh 57,7% yoy dibandingkan Rp 832 miliar pada posisi yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News