kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

ATPM mulai mengerek harga jual mobil


Kamis, 09 Januari 2014 / 08:15 WIB
ATPM mulai mengerek harga jual mobil
ILUSTRASI. Para analis rekomendasi hold saham BBCA karena potensi upside mulai menipis. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Fransiska Firlana, Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) menaikkan harga jual mobil mulai 1 Januari 2014 lalu. Selain karena biaya produksi naik, nilai tukar rupiah yang masih terus melemah menjadi pencetus.


Salah satu yang sudah mengambil langkah ini adalah PT Toyota Astra Motor. Toyota menaikkan harga jual mobil rata-rata sebesar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. "Kami masih menyesuaikan harga dengan melihat kondisi konsumen," ujar Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor.

PT Astra Daihatsu Motor juga menaikkan harga. Rio Sanggau, Head Domestic Marketing Division PT Astra Daihatsu Motor mengatakan, awal tahun ini, perusahaannya sudah menaikkan harga rata-rata antara Rp 4 juta hingga Rp 7 juta. "Harga jual naik karena ada kenaikan material dan jasa," ujar Rio lewat pesan singkatnya.

Adapun untuk model Daihatsu yang mengalami kenaikan harga yakni Xenia dan Terios (mulai Rp 1,75 juta), Daihatsu Luxio (Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta), Gran Max pick-up dan Gran Max minibus masing-masing naik Rp 1 juta dan Rp 1,5 juta.

Tak mau kalah, PT Suzuki Indomobil Sales juga mengerek harga jual mobilnya sebesar 1%. "Kenaikan harga bervariasi, mulai Rp 1,5 juta-Rp 3 juta," kata Davy J. Tuilan, 4W Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales.

Ada beberapa pertimbangan yang membuat Toyota harus menaikkan harga jual mobil. Pertama adalah rupiah loyo, maklum saja beberapa komponen mobil masih bergantung kepada impor. Kedua adalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan energi.

Idealnya, kata Davy, kenaikan harga jual mobil harus mengikuti kenaikan nilai tukar. Sebab, nilai tukar merupakan salah satu faktor utama untuk menentukan harga jual mobil. "Nilai tukar naik 15%-18% seharusnya harga mobil naik 10%," tandasnya.

Namun, tak mungkin buat ATPM untuk menaikkan harga mobil setinggi itu. Meski begitu, jika rupiah terus loyo, Davy bilang, bukan tidak mungkin harga jual mobil akan naik lagi. "Tahun lalu, rupiah masih Rp 9.500 - Rp 9.800, tahun ini naik Rp 11.200," katanya.

Meski harga naik, Davy yakin tak akan berdampak terhadap penurunan penjualan mobil. Tahun ini, Suzuki menargetkan market share dari pasar nasional sebanyak 16,7%. "Faktor ekonomi dan politik lebih mempengaruhi volume penjualan mobil," jelasnya.

Mobil LCGC tidak naik

Rijal Mulyadi, Marketing Communication Manager PT Kia Mobil Indonesia menyatkaan belum ada kenaikan harga. "Yang pasti ke depannya akan naik, cuma berapa besar belum ditentukan," katanya.

Di antara pelbagai produk milik Toyota seperti Camry Hybrid, Fortuner, Avanza, dan Rush, hanya Toyota Agya yang harganya tidak naik. Per Januari 2014, harga Fortuner on the road Jakarta, dibanderol Rp 460,5 juta sampai Rp 511,4 juta. Avanza dijual mulai Rp 163,150 juta hingga Rp 213,7 juta. Kemudian harga Toyota Rush naik menjadi Rp 214,1 juta-Rp 241,2 juta.

Menurut Rahmat, Toyota masih harus melihat pasar untuk Toyota Agya, sehingga belum ada kebijakan untuk mengerek harga. Apalagi, pasar Agya masih bagus dengan penjualan sekitar 5.000 unit per bulan.

Sama seperti pesaing yang masih saudara, Daihatsu juga tidak menaikkan harga low cost green car-nya(LCGC). "Ayla memang tidak naik harganya," kata Rio. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×