Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Awaluddin menjelaskan, AP II menerapkan teknologi informasi yang mengkolaborasikan seluruh aspek operasional guna memastikan kelancaran penerbangan dan alur penumpang di segala kondisi. Adapun, dalam waktu dekat ada teknologi informasi baru yang segera diterapkan.
Melalui penerapan teknologi informasi ini, lanjutnya, kapasitas terminal di Soekarno-Hatta bisa ditetapkan lebih fleksibel. Kapasitasnya diperkirakan bisa lebih dari 50% dari jumlah penumpang waktu sibuk.
Penerapan teknologi informasi di Soekarno-Hatta guna mengkolaborasikan seluruh aspek operasional antara lain lewat adanya Terminal Operation Center di Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3.
TOC masing-masing terminal akan mendukung kolaborasi di antara stakeholder yang dipusatkan di Airport Operation Control Center (AOCC). Secara keseluruhan, TOC dan AOCC merupakan pondasi dari platform operasi bandara untuk Airport Operation Management System yang didukung implementasi teknologi andal.
Baca Juga: Di tengah pandemi Covid-19, bisnis kargo Angkasa Pura II masih terjaga
“Melalui implementasi teknologi informasi itu, kami dapat menjalankan respons cepat, sistem peringatan dini, dan efektivitas dalam operasional. Penerapan teknologi ini dapat dengan mudah membantu dalam penentuan kapasitas terminal yang dapat digunakan,” ujarnya.
Adapun dalam waktu dekat aplikasi Travelation juga akan diluncurkan PT Angkasa Pura II. Melalui Travelation, calon penumpang pesawat dapat mengunggah dokumen yang dipersyaratkan seperti misalnya surat hasil tes PCR atau rapid test agar diperbolehkan naik pesawat.
Menurutnya, Travelation bertujuan untuk menyederhanakan prosedur di mana dokumen diperiksa secara digital. Hal ini dapat berdampak pada prosedur sistem antrean di bandara yang lebih sederhana sehingga flow penumpang dapat berjalan lancar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News