Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal bulan puasa, harga sejumlah bahan pangan masih terpantau tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Jumat (24/4), harga gula pasir lokal masih sekitar Rp 18.500 per kg, harga bawang merah harga bawang merah Rp 44.750 per kg dan harga bawang putih Rp 40.500 per kg.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. Menurut dia, saat ini harga ketiga bahan pangan tersebut tergolong tinggi di pasar tradisional.
"Memang ketiga komoditas itu yang masih tinggi. Ada gula, bawang merah dan bawang putih. Untuk bawang putih, walau sudah turun tetapi relatif lebih tinggi dibandingkan normal, dimana normalnya sekitar Rp 26.000 per kg," ujar Abdullah kepada Kontan.co.id, Minggu (26.4).
Baca Juga: Pemerintah sederhanakan izin impor, apa saja produk yang mendapat kelonggaran?
Khusus untuk bawang putih, Abdullah mengatakan harga yang tinggi bisa jadi disebabkan faktor dolar yang tengah tinggi dan impor yang sulit dilakukan saat ini. "Tetapi itu kan harusnya bisa diselesaikan, pemerintah sudah menjamin kalau impor sudah masuk, tetapi sampai sekarang belum ada penuruan signifikan," tambah Abdullah.
Sementara, harga gula yang menurut dia berkisar di harga Rp 18.000 - Rp 19.000 per kg disebabkan pasokan yang tidak banyak di pasar. Karena itu, dia berharap pemerintah segera menggelontorkan gula ke pasar sehingga harga gula bisa segera ditekan.
Menurut Abdullah, bila melihat siklus tahunan, terdapat tiga waktu kenaikan harga saat ramadan karena permintaan yang tinggi. Pertama, di H-3 hingga H-1 bulan ramadan, fase kedua di H-5 lebaran, dan sepekan setelah lebaran. Tetapi, dia juga mengatakan, penurunan harga terjadi di pertengahan bulan puasa.
"Jadi satu minggu berjalan puasa, biasanya ritmenya turun. Di sini seharusnya pemerintah menyuplai stok besar-besaran sehingga di akhir ramadan tidak setinggi di awal," jelas Abdullah.
Abdullah juga mengatakan, sebaiknya pemerintah juga mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan lain seperti seperti beras yang mulai mengalami kenaikan Rp 50-Rp 150 per kg, minyak goreng, cabai rawit, telur dan daging ayam, hingga daging sapi.
Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Abdullah pun menilai Kementan dan Kemendag gagal dalam menjaga stabilitas harga di bulan puasa tahun ini. Pasalnya, bila melihat di Januari, harga cabai mengalami kenaikan, dilanjutkan dengan kenaikan harga bawang putih di Februari, sementara mendekati bulan puasa ada pula kenaikan beberapa harga komoditas pangan. Mengingat kenaikan harga tersebut berlangsung sebelum bulan puasa, maka harga akan sulit untuk dikendalikan.
Baca Juga: Kemendag jamin pasokan beras cukup hingga Lebaran 2020
Abdullah berpendapat, biasanya saat bulan puasa harga bahan pangan memang sulit untuk ditekan meski pasokan terus ditambah. Menurut dia, karena waktu puasa terjadi setahun sekali, ini menjadi kesempatan bagi pedagang untuk menambah keuntungan.
Abdullah juga meminta pemerintah tidak menjadikan retail modern sebagai patokan harga. Pasalnya, pasar modern bisa menjaga harga tetap stabil karena mereka bisa menjaga stok, dia meminta agar pemerintah juga menaruh perhatian pada pasar tradisional.
"Jangan jadikan retail modern sebagai patokan harga, patokan harga itu tetap pasar tradisional, segmentasi tertinggi untuk kelas menangah dan bawan masih pasar tradisional," ujar Abdullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News