Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
Abdullah juga mengatakan, sebaiknya pemerintah juga mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan lain seperti seperti beras yang mulai mengalami kenaikan Rp 50-Rp 150 per kg, minyak goreng, cabai rawit, telur dan daging ayam, hingga daging sapi.
Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Abdullah pun menilai Kementan dan Kemendag gagal dalam menjaga stabilitas harga di bulan puasa tahun ini. Pasalnya, bila melihat di Januari, harga cabai mengalami kenaikan, dilanjutkan dengan kenaikan harga bawang putih di Februari, sementara mendekati bulan puasa ada pula kenaikan beberapa harga komoditas pangan. Mengingat kenaikan harga tersebut berlangsung sebelum bulan puasa, maka harga akan sulit untuk dikendalikan.
Baca Juga: Kemendag jamin pasokan beras cukup hingga Lebaran 2020
Abdullah berpendapat, biasanya saat bulan puasa harga bahan pangan memang sulit untuk ditekan meski pasokan terus ditambah. Menurut dia, karena waktu puasa terjadi setahun sekali, ini menjadi kesempatan bagi pedagang untuk menambah keuntungan.
Abdullah juga meminta pemerintah tidak menjadikan retail modern sebagai patokan harga. Pasalnya, pasar modern bisa menjaga harga tetap stabil karena mereka bisa menjaga stok, dia meminta agar pemerintah juga menaruh perhatian pada pasar tradisional.
"Jangan jadikan retail modern sebagai patokan harga, patokan harga itu tetapĀ pasar tradisional, segmentasi tertinggi untuk kelas menangah dan bawan masih pasar tradisional," ujar Abdullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News