kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.650   -95,00   -0,57%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Awal bulan puasa, harga gula dan bawang masih tinggi


Minggu, 26 April 2020 / 15:21 WIB
Awal bulan puasa, harga gula dan bawang masih tinggi
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan bahan pangan di Pasar Palmerah.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

Abdullah juga mengatakan, sebaiknya pemerintah juga mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan lain seperti seperti beras yang mulai mengalami kenaikan Rp 50-Rp 150 per kg, minyak goreng, cabai rawit, telur dan daging ayam, hingga daging sapi.

Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Abdullah pun menilai Kementan dan Kemendag gagal dalam menjaga stabilitas harga di bulan puasa tahun ini. Pasalnya, bila melihat di Januari, harga cabai mengalami kenaikan, dilanjutkan dengan kenaikan harga bawang putih di Februari, sementara mendekati bulan puasa ada pula kenaikan beberapa harga komoditas pangan. Mengingat kenaikan harga tersebut berlangsung sebelum bulan puasa, maka harga akan sulit untuk dikendalikan.

Baca Juga: Kemendag jamin pasokan beras cukup hingga Lebaran 2020

Abdullah berpendapat, biasanya saat bulan puasa harga bahan pangan memang sulit untuk ditekan meski pasokan terus ditambah. Menurut dia, karena waktu puasa terjadi setahun sekali, ini menjadi kesempatan bagi pedagang untuk menambah keuntungan.

Abdullah juga meminta pemerintah tidak menjadikan retail modern sebagai patokan harga. Pasalnya, pasar modern bisa menjaga harga tetap stabil karena mereka bisa menjaga stok, dia meminta agar pemerintah juga menaruh perhatian pada pasar tradisional.

"Jangan jadikan retail modern sebagai patokan harga, patokan harga itu tetap  pasar tradisional, segmentasi tertinggi untuk kelas menangah dan bawan masih pasar tradisional," ujar Abdullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×