kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awali 2019, Kemtan lepas ekspor produk sayuran ke Singapura


Kamis, 03 Januari 2019 / 11:34 WIB
Awali 2019, Kemtan lepas ekspor produk sayuran ke Singapura
ILUSTRASI. KUNJUNGAN KERJA MENTAN DI TRENGGALEK


Sumber: Tribunwow.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) kembali melepas ekspor produk pertanian dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, ke Singapura, Hong Kong dan Brunei Darussalam.

Meski tidak menyebutkan berapa volume dan nilai ekspor sayuran tersebut, tapi Kemtan mengklaim volume ekspor sayuran per tahunnya mencapai 1.500 ton. Kemtan menilai ini suatu kemajuan karena sebelumnya Indonesia mengimpor produk sayuran dari Australia dan Amerika.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, jenis sayur yang diekspor meliputi buncis kenya, buncis super, edamame, zuchini, kyuri, red oakleaf dan radichio. "Jenis sayuran ini dapat tumbuh baik di dareah Bandung dan sekitarnya,"ujarnya, Kamis (3/1).

Menurut Amran, kinerja ekspor produk pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasakan data Badan Pusat Statistik (BPS) akumulasi kinerja ekspor pangan sejak 2016 - 2018 naik 29%, inflasi pangan pada 2014 sebesar 10,57% turun menjadi 1,26% pada 2017.

Direktur Jenderal Hortikultura Kemtan Suwandi menambahkan, ekspor hortikultura pada periode Januari-Desember 2018 naik 11,92% dibanding periode yang sama tahun 2017. Pada periode tersebut ekspor sayuran naik 4,8% dan ekspor buah naik signifikan 26,27%.

"Jenis buah yang banyak diekspor antara lain nanas, pisang dan manggis. Neraca perdagangan durian kita pada periode tersebut untuk pertama kalinya mencatatkan rekor surplus setelah beberapa tahun selalu defisit," ujarnya.

Terkait ekspor sayuran segar, Suwandi menegaskan pihaknya akan terus mendorong perbaikan teknologi budidaya yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar menghasilkan produk yang layak konsumsi dan mendukung peningkatan gizi masyarakat.

“Potensi produksi sayuran kita mengisi pasar ekspor masih terbuka luas. Kita tinggal tingkatkan lagi kualitas produksi dan penanganan pascapanen nya, mengingat tuntutan konsumen makin menghendaki sayuran yang fresh dan menyehatkan," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×