Reporter: David Oliver Purba | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) pada tahun ini telah memicu pelaku industri padat karya menaikan harga jual produknya.
Arif P Wirawan, Presiden Direktur PT Panatride Caraka, pemegang merek sepatu Specs menjelaskan kenaikan UMR tahun ini sangat mempengaruhi biaya produksi perusahaan. Arif bilang, akibat kenaikan UMR menaikkan 30% biaya produksi." Jadinya ada beban
tambahan khususnya untuk ekspor bahan baku," jelasnya, Selasa(14/4).
Untuk itu pihaknya harus menaikan harga jual per unit guna menutup biaya produksi."Kenaikan harga sampai 8%-10%," jelasnya. Hal serupa juga dialami pelaku industri tekstil, PT Ricky Putra Global.
Tirta Heru Citra, Direktur Ricky Putra menjelaskan kenaikan UMR berpengaruh terhadap biaya produksi yang memaksa pihaknya harus menaikan harga jual produk. "Cost produksi naik, mau gak mau kita harus menaikkan sampai 5%," jelasnya.
Marga Singgih, Ketua Bidang Pengembangan Bisnis Dalam Negeri Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menjelaskan kenaikan UMR merupakan ritual rutin tahunan yang memicu kenaikan harga.
Merga bilang jika UMR dinaikan, maka akan memicu penambahan biaya produksi yang memaksa pengusaha untuk menaikan harga barang. "Ini kan efek bola salju, kenaikan biaya produksi akan memengaruhi kenaikan yang lain," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News