Reporter: Aceng Nursalim | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Produsen baja lapis PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) merevisi target penjualan tahun ini dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 1,32 triliun. Revisi ini terjadi lantaran molornya pengoperasian lini produksi ketiga dari pabrik perseroan. Semula, lini produksi ini ditargetkan beroperasi pada Juni 2013, namun mundur menjadi awal Agustus 2013.
Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk Handaya Susanto menuturkan, molornya pengoperasian lini produksi ketiga ini karena rumitnya konstruksi mesin yang harus dipasang. "Saat ini kami sudah tahap testing, paling lambat awal Agustus selesai. Tapi kami berharap pertengah Juli sudah berproduksi komersil," ujarnya Senin (24/6).
Selain itu, harga baja yang berfluktuasi juga mendorong perseroan menurunkan target penjualan ini. Namun Handaya bilang, perusahaan yang berkode emiten BAJA ini tak merevisi target laba bersihnya untuk tahun ini yang dipatok sebesar Rp 50 miliar.
Catatan saja, hingga Mei 2013, Bajatama berhasil meraup penjualan sebesar Rp 441 miliar. Penjualan itu ditopang dari produk galvanis sekitar Rp 257 miliar setara 25.000 ton dan sisanya dari produk Seng Aluminium Saranalume sekitar Rp 184 miliar atau setara 16.600 ton.
Handaya bilang, untuk mencapai target laba bersih tahun ini, Bajatama akan melakukan efisiensi dalam biaya produksi. Salah satunya dengan menambah bahan baku dari baja impor. "Harga beli impor kami lebih murah, selisih harga dengan baja KS (Krakatau Steel) sekitar 5%," tuturnya.
Selama ini, kata Handaya, separuh dari total bahan baku BAJA dipasok dari PT Krakatau Steel (KS). Separuh sisanya diimpor dari beberapa negara seperti Taiwan, Korea dan Malaysia. Sayang, ia masih bungkam besaran pasokan baja impornya kelak.
Suryani Kamil, Direktur Tidak Terafiliasi BAJA merinci, dari target penjualan yang sebesar Rp 1,32 triliun itu setara dengan total penjualan produk baja 129.000 ton. Perinciannyal penjualan produk baja lapis seng (galvanis) diperkirakan sebesar 61.500 ton, senilai Rp 597 miliar.
Sedangkan penjualan produk baja lapis alumunium seng (Saranalume) ditargetkan 55.000 ton, setara dengan Rp 758 miliar. Angka ini naik 30% ketimbang tahun 2012. Untuk penjualan Saranalume berwarna dipatok 12.500 ton, setara dengan Rp 146 miliar.
Suryani bilang, sekitar 99% produk BAJA dijual di pasar domestik. Sisanya sekitar 1% diekspor. "Produk yang kami jual untuk ekspor hanya produk-produk yang tidak bisa dipakai di dalam negeri," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News