kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal kembangkan EBT hingga 10 GW, Pertamina NRE butuh investasi US$ 12 miliar


Kamis, 01 Juli 2021 / 19:55 WIB
Bakal kembangkan EBT hingga 10 GW, Pertamina NRE butuh investasi US$ 12 miliar
ILUSTRASI. Pertamina NRE butuh invesuntuk tasi US$ 12 miliar Bakal kembangkan energi baru terbarukan (EBT) hingga 10 GW.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina melalui Pertamina Power & New Renewable Energy (Pertamina Power Indonesia) menargetkan pengembangan EBT ke depan hingga 10 Giga Watt (GW) dengan kebutuhan investasi mencapai US$ 12 miliar.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Power Indonesia Dicky Septriadi mengatakan, target pengembangan EBT hingga 10 GW ini direncanakan akan berlangsung hingga 2026.

"Capex target 10 GW proyeksi disekitar US$ 12 miliar," ujar Dicky dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/7).

Dicky mengungkapkan, upaya pengembangan EBT dilakukan melalui sejumlah proyek. Salah satu yang jadi fokus yakni dengan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan internal Pertamina.

Baca Juga: Pertamina kejar target implementasi program transisi energi

Selanjutnya, pengembangan PLTS juga dilakukan untuk sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Merujuk catatan yang ada, pemasangan PLTS pada SPBU ditargetkan dapat dilakukan pada 63 SPBU dengan total kapasitas mencapai 385 kilowatt peak (kWp).

Tercatat, masih ada sejumlah proyek pengembangan PLTS yang direncanakan antara lain, PLTS BTP RU II Dumai yang dibangun di wilayah residensial RU II Dumai, PLTS RU IV Cilacap untuk memasok kebutuhan kelistrikan di wilayah residensial RU IV Cilacap dan PLTS Sei Mangkei untuk memasok kebutuhan listrik di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

Selain itu, Dicky pun memastikan rencana kerjasama untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Bangladesh hingga saat ini masih berproses.

"Awal 2021 perjanjian sudah diperpanjang. Masih menunggu permit dari local entities di Bangladesh," kata Dicky.

Asal tahu saja, sebelumnya, Pertamina direncanakan bakal menggarap proyek PLTG berkapasitas 1.400 MW di Bangladesh dengan nilai investasi mencapai US$ 2 miliar. Tak hanya membangun PLTG, pasokan gas untuk proyek tersebut juga direncanakan bakal dipasok oleh Pertamina melalui portfolio yang ada.

Selanjutnya: Pertamina buka peluang kemitraan untuk dorong transisi energi ke EBT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×