kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bakrie Telecom (BTEL) Fokus Garap Bisnis Penyiaran Berbasis Digital


Selasa, 12 Juli 2022 / 21:08 WIB
Bakrie Telecom (BTEL) Fokus Garap Bisnis Penyiaran Berbasis Digital
ILUSTRASI. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) akan fokus menggarap potensi bisnis di industri penyiaran berbasis digital.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) akan fokus menggarap potensi bisnis di industri penyiaran berbasis digital. Apalagi, industri penyiaran harus beralih menggunakan sistem siaran dari analog menjadi digital.

BTEL menjalankan bisnis ini melalui PT Cakra Andalas Fasilitas (CAF) yang merupakan unit usaha di bidang penyediaan dan pengelolaan infrastruktur.

Di tahun lalu, CAF telah menjalankan kegiatan usaha pengelolaan infrastruktur industri siaran berbasis digital dan menyumbang sekitar 50% dari keseluruhan pendapatan BTEL Group.

BTEL enggan membeberkan lebih jauh target dan strategi bisnis di sepanjang tahun ini.

"Pada laporan keuangan tahun 2021 yang telah diaudit, ada peningkatan kinerja yang solid yaitu peningkayan pendapatan usaha sebesar 400% atau 5 kali lipat dari tahun 2020 sebesar Rp 52,1 miliar," ujar Presiden Direktur BTEL Harya Mitra Hidayat, Selasa (12/7).

Baca Juga: Melongok kinerja emiten Grup Bakrie di tangan generasi ketiga

BTEL juga akan menggenjot kinerja unit usahanya PT Sangads Digital Pariwara (Sangads) yang bergerak di bidang digital marketing.  Ini selaras dengan berkembangnya ekosistem bisnis digital yang pesat.

"Hal ini memberikan peluang besar dalam lini bisnis ini yang juga telah terealisasi dalam bentuk pendapatan Sangads yang mulai mengalir," kata Harya.

Hampir 30% dari pendapatan BTEL Group adalah dari hasil kegiatan bisnis Sangads. Sangads sendiri memberikan solusi branding dan promotion khususnya bagi usaha menengah (UMKM). Sangads menyiapkan ide kreatif dan memaksimalkan pemasangan iklan yang tepat guna di platform digital.

Harya mengakui, BTEL memang mulai merasakan dampak positif dari transformasi kegiatan usaha menjadi kegiatan bisnis berbasis digital di tahun 2021.

Dalam transformasi tersebut, BTEL menjalankan aktivitas usaha melalui unit-unit usaha yang dapat adaptasi dengan cekatan atau agile.

Melalui PT Layanan Prima Digital (LPD), BTEL melakukan kegiatan usaha dengan menyediakan solusi komunikasi untuk target pasar korporasi.

Menurut Harya, seiring dengan berkembangnya industri usaha digital terutama kegiatan e-commerce, jasa yang ditawarkan LPD juga meningkat.

Ke depannya LPD juga mengembangkan produk solusi komunikasi dengan layanan komunikasi berbasis teknologi digital artificial intelligent. Sehingga pelanggan LPD dapat memiliki layanan otomatis customer service 24 jam yang menggunakan algoritma AI sesuai kebutuhan.

Bukan itu saja, Harya menambahkan, nantinya melalui PT Inovasi Teknologi Nusantara (ITN), BTEL juga fokus memberikan solusi informasi teknologi (IT).

ITN menyediakan tenaga ahli alias skillfull manpower di bidang IT untuk berbagai sektor korporasi. Saat ini, ITN telah memiliki kerjasama penyediaan teknologi dan alat-alat pelengkapnya.

BTEL juga merambah bisnis berbasis internet atau IOT atau Internet of Things untuk industri transportasi elsktrik (electric vehicle) dan industri pertambangan.

Harya bilang, dengan mulai terlihat hasil transformasi bisnis BTEL Group menjadi bisnis berbasis digital maka peluang BTEL Group ke depan akan solid.

Apalagi ke depan, hampir semua industri dan sektor bisnis akan bergantung dengan teknologi digital.

"BTEL Group telah menyiapkan sumber daya manusia, jasa dan infrastruktur yang bisa menjadi solusi atas kebutuhan para pihak untuk melakukan transormasi digital tersebut," imbuh Harya.

Baca Juga: Laporan Keuangan Tak Tepat Waktu, Sejumlah Perusahaan Tercatat Kena Denda Rp 50 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×