kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,88   -27,85   -3.00%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakrie Telecom kantongi izin prinsip jalankan layanan mobile seluler


Rabu, 20 April 2011 / 22:55 WIB
Bakrie Telecom kantongi izin prinsip jalankan layanan mobile seluler
Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia Yuda Agung menjawab pertanyaan saat berlangsungnya uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/7/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) telah mengantongi izin prinsip dari pemerintah untuk menjalankan layanan mobile seluler. Izin tersebut dikeluarkan pada pekan lalu. Namun untuk mulai mengoperasikan layanan ini BTEL harus memenuhi kewajiban atau syarat yang diajukan oleh pemerintah, untuk mendapatkan izin operasi.

Dalam tahap evaluasi saat ini, BTEL akan memenuhi syarat yang diajukan oleh pemerintah. “Jika diperlukan penambahan base transceiver station (BTS) akan kita lakukan. Begitu juga cakupan kota, jika harus ditambah akan kita tambah,” kata Frederik J Meijer, Deputy President Director BTEL, Rabu (21/4).

Frederik menjelaskan syarat yang diajukan oleh pemerintah akan mempengaruhi jumlah BTS yang akan dibangun sepanjang 2011. Namun dia menolak menyebutkan detailnya.

Manajemen BTEL pernah bilang akan menambah 300 BTS pada tahun ini yang akan disebar di beberapa daerah terutama di pulau Jawa. Tahun 2010, jumlah BTS BTEL sebanyak 4.000 BTS yang tersebar di 82 kota.

Manajemen BTEL belum menentukan belanja modal untuk layanan mobile tersebut alasannya karena dalam tahap evaluasi. Yang jelas untuk tahun ini belanja modal yang disiapkan oleh BTEL mencapai US$ 200 juta. Biaya tersebut sudah termasuk untuk biaya ekspansi Esia, pengembangan layanan data dan layanan telekomunikasi mobile dari BTEL. Dibanding tahun 2010 capex tersebut naik dua kali lipat.

Dengan mendapatkan izin operasi layanan mobile maka cakupan penggunaan layanan operator Esia tidak dibatasi per daerah seperti saat ini. Artinya pengguna layanan operator Esia, tidak perlu mengganti kartu untuk bepergian keluar kota yang masih dalam jangkauan Esia, atau tidak perlu memilih paket seperti saat ini.

“Kita tetap CDMA dan tidak beralih ke GSM. Nanti akan menjadi CDMA yang mobile. Saat ini kita satu-satunya group yang belum mendapatkan izin mobile,” kata Frederik. Manajemen BTEL menargetkan izin beroperasi untuk layanan ini akan didapatkan pada tahun kelinci ini.

Frederik bilang dengan layanan tersebut basis pelanggan yang sudah ada bisa lebih mobile. Namun dia menolak untuk menyebutkan berapa besar pengaruhnya terhadap penambahan pelanggan dan target pelanggan tahun ini. Tahun 2010 pelanggan BTEL sebanyak 13 juta pelanggan. Dia juga menolak untuk memberikan target pendapatan dan laba tahun 2011. “Kita ada target tapi hanya untuk internal,” kata dia.

Tahun lalu pendapatan BTEL sebesar Rp 3,74 triliun turun 0,53% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,76 triliun. Sedang laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 9,97 miliar turun 89,87% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 98,44 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×