Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol, Bali mengembangkan pembenihan ikan tuna jenis sirip kuning (yellow fin) atau Thunnus Albacores.
Selama ini, ikan tuna sirip kuning hanya bisa ditangkap di laut dan belakangan ini populasinya dikhawatirkan menurun karena tingginya aktifitas penangkapan yang semakin lama produksinya semakin menurun.
“Saat ini kami sudah memiliki 37 induk tuna sirip kuning yang sudah ditangkarkan,” kata Kepala Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol, Bali I Nyoman Adiasmara Giri di Jakarta (17/5).
Menurutnya, 37 indukan yang sekarang ditangkarkan tersebut merupakan ikan tuna sirip kuning terbaik yang dipilih dari perairan utara laut pulau Bali yang sekarang sudah berukuran 30-35 kg per ekornya.
Program pembenihan ikan tuna sirip kuning tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2008 lalu, dengan program pertema adalah pemeliharaan calon induk yang kelak akan menetaskan telur terbaik dan akan menjadi benih ikan itu tersebut.
Dalam perkembangannya, indukan tersebut sudah bertelur, tapi masih dalam tahap penelitian. JIka berhasil, maka waktu teolur dilahirkan sampai menjadi benih maka membutuhkan waktu 2 bulan hingga ukuran ikan tuna itu menjadi 7 cm-8 cm.
Rencananya, BBRPBL Gondol Bali itu menargetkan akan mampu memproduksi benih-benih ikan tuna sirip kuning untuk keperluan budidaya. “Dalam program kami akhir tahun ini akan tersedia benih ikan tuna sirip kuning itu,” kata Adiasmara. Selanjutnya, sebanyak 37 indukan tersebut dirawat dalam keramba jaring apung (KJA) itu yang memiliki diameter 18 meter dengan kedalaman 6 meter di perairan pulau Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News