Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) masih memiliki kewajiban untuk membayar akusisi 51% saham anak usaha PT Pertamina (Persero), yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari pembentukan sub holding gas. Dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) yang telah ditandatangani pada 29 Juni 2018 lalu, PGN wajib membayar Rp16,6 triliun kepada Pertamina.
Namun hingga saat ini, PGN belum juga membayarkan dana akusisi kepada Pertamina. Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso menyebut PGN akan membayar akusisi Pertagas paling lambat pada akhir November 2018.
"Kami masih memproses untuk closing transaksi sub holding antara Pertamina dan PGN dan ditargetkan paling lambat akhir November 2018 akan dilakukan closing dan pembayaran tersebut,"ujar Gigih ke Kontan pada Minggu (14/10.
Dia juga membantah adanya permasalahan dana untuk membayar akusisi Pertagas. Menurutnya, PGN sudah menyiapkan dana internal untuk pembayaran akusisi tersebut.
"PGN sudah siapkan dana cash untuk pembayaran tersebut,"tegasnya.
Gigih bilang, PGN hanya tinggal menunggu penyelesaian sejumlah administrasi yang diperlukan dalam proses akusisi Pertagas. "Untuk closing masih diperlukan persetujuan untuk beberapa dokumen-dokumen yang dipersyaratkan secara hukum," kata Gigih.
Gigih pun memastikan sub holding gas antara PGN dan Pertagas tetap terbentuk biarpun transaksi akusisi belum dilakukan. Integrasi bisnis antara PGN dan Pertagas pun terus berjalan.
"Sub holding tetap terjadi dan saat ini PGN dan Pertagas juga sudah menyelesaikan beberapa kesepakatan untuk transaksi bisnis yang diperlukan untuk mempercepat integrasi PGN dan Pertagas,"imbuhnya.
PGN dan Pertagas memang rencananya akan memulai implementasi integrasi pada tahun depan. Diharapkan dalam dua hingga tiga tahun mendatang, penyatuan PGN dan Pertagas bisa membawa pertumbuhan kinerja keuangan bagi kedua perusahaan.
Sejauh ini sudah ada beberapa proyek pipa gas yang terintegrasi, seperti proyek Duri-Dumai yang merupakan proyek gas sepanjang 64 kilometer (km) dengan diameter pipa 24 inci. Proyek ini dibangun pada November 2017 lalu dengan investasi sebesar US$ 52,2 juta dan ditargetkan bisa mulai beroperasi pada akhir tahun 2018 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News