Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona membuat masyarakat melepas asetnya, termasuk aset properti. Colliers International Indonesia melihat harga properti yang dijual pun terkoreksi. Oleh karenanya bagi masyarakat yang memiliki dana lebih di tengah wabah corona, saat ini adalah momen tepat membeli properti dengan harga miring.
Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia mengatakan, sebenarnya keadaan properti residensial sebelum pandemi ini trennya sudah melambat.
"Melihat dari kuartal I 2020 tidak banyak terjadi penjualan bahkan hampir tidak ada orang yang beli properti karena di tengah kondisi pandemi penjualan tambah susah," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (29/5).
Ferry menyebutkan, keengganan orang membeli properti karena saat ini bukanlah prioritas. Namun bukan berarti tidak ada peluang.
Baca Juga: Summarecon (SMRA): Selama masa pandemi covid-19 pembelian masih ada meski menipis
Di tengah pandemi justru banyak orang melepas aset, sehingga menurut Ferry, harga properti pasti akan terkoreksi. Jika ada orang yang punya dana yang lebih, sudah saat yang tepat untuk membeli properti dengan harga menarik.
"Saat ini siklus properti berada di titik terendah dan akan ada pergerakan lagi kira-kira setahun ke depan sehingga ketika ada tawaran menarik saat ini bisa dimanfaatkan," kata Ferry.
Menurut Ferry, sekarang pengembang sudah banyak mengeluarkan dan menawarkan program pembelian menarik yang intinya bagaimana orang bisa beli. Kalau melihat insentif yang diberikan menarik, belum tentu ada insentif ada ketika kondisi normal.
Adapun hingga tutup tahun, Ferry melihat properti belum banyak bergerak. Bahkan kalau sampai bulan September 2020, belum ada tanda-tanda wabah corona mereda dan ekonomi mandek, bisa jadi industri properti akan stagnan.
"Secara umum kami melihat seperti itu, kalo mau properti bergerak tentu saja ekonomi harus bergerak dulu," imbuh Ferry.
Baca Juga: Duh, pandemi virus corona bikin penjualan properti turun 20%-40%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News