kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.195   54,43   0,76%
  • KOMPAS100 1.105   10,17   0,93%
  • LQ45 876   9,53   1,10%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 447   4,91   1,11%
  • IDXHIDIV20 539   4,62   0,86%
  • IDX80 127   1,20   0,96%
  • IDXV30 134   0,42   0,31%
  • IDXQ30 149   1,27   0,86%

Bapanas Evaluasi HPP Gabah dalam Satu Minggu ke Depan


Senin, 01 April 2024 / 19:45 WIB
Bapanas Evaluasi HPP Gabah dalam Satu Minggu ke Depan
ILUSTRASI. Petani menjemur gabah di Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/1/2023). Badan Pangan Nasional?melakukan konsolidasi awal 2023 dengan mematangkan sejumlah strategi peningkatan serapan gabah dan beras, untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) pada panen raya Maret-April 2023. Dengan demikian, pemerintah memiliki cadangan beras yang aman untuk stabilisasi harga dan antisipasi kondisi kedaruratan di 2023. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, bakal membahas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dalam waktu dekat. Rencana ini, akan dikoordinasikan dalam satu minggu ke depan bersama Kementerian/Lembaga.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo menyampaikan, rencana pembahasan HPP gabah ini muncul dari hasil diskusi bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.

“Pak Menteri Pertanian tadi pagi juga sudah telepon, kita akan siapkan untuk menghitung HPP bersama,” ujarnya dalam Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan, di Jakarta, Senin (1/4).

Baca Juga: Menilik Harga Beras dari Hulu Ke Hilir, Berpotensi Turun Pasca Lebaran?

Arief mengatakan, pihaknya menargetkan wacana ini bisa rampung dalam waktu satu minggu ke depan. Dia bilang, pembahasan ini akan melibatkan beberapa stakeholders terkait yang bersinggungan dengan HPP ini.

“Kita selesaikan dalam satu minggu ini, tentunya melibatkan seluruh asosiasi, stakeholders pangan, serikat petani Indonesia, HKTI, kementerian/lembaga nanti akan persiapkan semua termasuk Menteri Perdagangan,” kata dia.

Arief mengungkapkan, rencana pembahasan HPP gabah ini dilakukan untuk meninjau (review) pelaksanaannya selama ini.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang akan ditinjau dalam pembahasan tersebut, sayangnya dia tak menyebutkan lebih detail terkait hal ini.

“Untuk review, biaya atas Hari Orang Kerja (HOK), pupuk, sewa lahan dan lain-lain,” ungkapnya saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Senin (1/4).

Baca Juga: Masuk Penen Raya, Petani Minta Pemerintah Jaga Harga Gabah di Level Rp 7.000/Kg

Sementara itu, Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) Serikat Petani Indonesia (SPI) Mohammad Qommarun Najmi menyatakan, harga gabah di tingkat petani sudah mengalami penurunan sejak dua minggu silam.

“Laporan beberapa teman petani yang baru panen harga gabah sudah mulai turun,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).

Qommarun menyebutkan, saat ini harga gabah berada di kisaran Rp 6.000-an per kilogram (kg) atau turun sekitar 15% dari bulan sebelumnya.

Menurutnya, penurunan ini disebabkan sebagian petani telah melakukan panen.

Dia mengungkapkan, para petani terpaksa langsung menjual gabah sebab mereka terkendala dalam menjemur gabah sebab curah hujan yang cukup tinggi.

“Terpaksa harus langsung jual, daripada kualitas gabahnya turun,” ungkapnya.

Baca Juga: Harga Beras Melambung, Petani Untung atau Buntung?

Qommarun tak menampik, harga gabah akan kembali menurun dan semakin mendekati Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.000/kg.

Menurutnya, harga itu sudah tidak lagi menguntungkan petani.

“Harapannya harga gabah bisa Rp 7.000/kg untuk Gabah Kering Panen (GKP). Dari situ, petani sudah dapat untuk sekitar 15%,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×