Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Baramulti Suksessarana Tbk mengejar pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, emiten batubara berkode saham “BSSR” tersebut mengincar pertumbuhan produksi batubara hingga kurang lebih 40%.
Sebagai pembanding, realisasi produksi batubara BSSR dan entitas anak mencapai sebesar 10,58 juta ton di sepanjang tahun 2020 lalu. Dus, hitungan Kontan.co.id, angka produksi batubara BSSR bisa mencapai sekitar 14,81 juta ton pada sepanjang tahun ini.
Bersamaan dengan target produksi ini, BSSR berharap bisa mencatatkan kinerja bottom line yang lebih baik dengan dukungan harga batubara yang positif.
“Sebagai gambaran, tahun ini kita berencana menaikkan produksi hampir 40%, seperti saya sampaikan, apabila harga batubara bertahan seperti sekarang, maka InsyaAllah net profit tahun 2021 lebih besar dari 2020,” tutur Direktur Utama BSSR Widada dalam acara paparan publik yang dihelat pada Jumat (7/5).
Baca Juga: Hore! Baramulti Suksessarana (BSSR) bakal bagikan dividen tunai US$ 40 juta
Seperti diketahui, harga batubara pada tahun ini memang menunjukkan tren yang baik. Hal ini misalnya tercermin pada harga jual batubara acuan (HBA) yang menunjukkan kecenderungan untuk naik pada beberapa bulan pertama tahun ini.
Mengutip laporan tertulis Kementerian ESDM, setelah dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan menjadi US$ 87,79 per ton pada bulan Februari, sempat turun di Maret US$ 84,47 per ton, lalu kemudian naik lagi berturut-turut pada 2 bulan berikutnya, yaitu menjadi US$ 86,68 per ton pada bulan April kemudian menjadi US$ 89,74 per ton di bulan Mei.
Asal tahu saja, perhitungan nilai HBA diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Sepanjang tahun lalu, kinerja penjualan BSSR sempat menyusut gara-gara penurunan harga batubara. Tercatat, penjualan konsolidasi BSSR menyusut 20,71% secara tahunan atawa year-on-year (yoy) dari semula US$ 418,08 juta di tahun 2019 menjadi US$ 331,46 juta di tahun 2020.
Mayoritas dari penjualan tersebut menyasar Indonesia dengan porsi 38,24% dari total penjualan, sedangkan penjualan sisanya menyasar China sebanyak 23,82%, India 21,40%, Korea Selatan 3,51%, dan lain-lain (Vietnam, Filipina, Jepang, dan Taiwan) 13,03%.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih masih mengalami pertumbuhan mini 0,17% yoy dari semula US$ 30,46 juta di tahun 2019 menjadi US$ 30,52 juta di tahun 2020 berkat efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan.
Baca Juga: Laba bersih Baramulti Suksessarana (BSSR) masih naik tipis di tahun 2020
Makanya, momentum pergerakan batubara yang positif bisa diharapkan bisa turut mengungkit kinerja laba perusahaan pada tahun ini. BSSR sendiri telah mengalokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 28 juta untuk mendukung kinerja operasional perusahaan.
Sumber pendanaannya berasal baik dari dana internal maupun sumber eksternal dari perbankan. “Mengenai capex tahun ini, capex tahun ini kita budgetnya cukup banyak karena kita memang berencana menaikkan produksi,” jelas Widada.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, BSSR dan entitas anak telah mencatatkan realisasi produksi sekitar 2,8 juta ton batubara. Pada kuartal I tahun lalu, realisasi produksi batubara BSSR dan entitas anak berjumlah 2,6 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
