Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Hadirnya digitalisasi industri memicu kehadiran sistem industri 4.0 khususnya manufaktur. Meski demikian sejumlah kalangan menilai dengan adanya digital maka sisi tenaga kerja diprediksi juga akan makin menghilang.
Padahal penerapan industri 4.0 dinilai oleh Kementerian Perindustrian dapat memberi keuntungan bagi sektor manufaktur. Kementerian Perindustrian mencatat dengan penerapan sistem tersebut dapat menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi sebesar 12-15%.
Salah satu industri yang sudah lama menerapkan sistem tersebut sudah lama yakni produsen bahan kimia asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabrik atau lebih dikenal dengan BASF.
Daniel Loh, Presiden Direktur BASF Indonesia menjelaskan pada dasarnya dengan adanya digitalisasi industri membawa industri manufaktur termasuk kimia ke tahap atas. Menurutnya, sejak 2010 di level global maupun di Indonesia konsep sudah diterapkan.
"Misalnya di bagian R&D kita bisa mengolah data lebih cepat. Apa yang sudah diterapkan dan apa yang belum diterapkan oleh perusahaan," kata Daniel, Rabu (17/1).
Sementara di bagian produksi sudah diterapkan dalam sistem predictive maintenance. Sehingga dalam pemeliharaan produksi bisa lebih terukur. Dan ke depan konsep ini bisa diterapkan dalam mengakomodir data sales dan juga data pelanggan dari BASF.
"Tapi dengan industrialisasi yang maju tentu kami tidak berencana untuk mengurangi tenaga kerja. Kita justru mau dengan jumlah tenaga kerja sama bisa lebih produktif dan efisien," jelas Daniel.
Menurutnya pengembangan tenaga kerja manusia dalam BASF juga tetap dilakukan. Salah satunya dengan pengiriman training tenaga kerja lokal ke cabang BASF Global maupun ke kantor pusat di Jerman. Apalagi saat ini BASF sudah beroperasi kurang lebih sekitar 80 negara di dunia.