kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BASF Indonesia garap potensi kimia infrastruktur


Rabu, 12 Oktober 2016 / 10:40 WIB
BASF Indonesia garap potensi kimia infrastruktur


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT BASF Indonesia akan memperbesar pasar bisnis produk kimia yang berkaitan dengan proyek infrastruktur. Upaya perusahaan kimia asal Jerman itu sejalan dengan fokus pemerintah yang mendorong proyek infrastruktur di Tanah Air.

Manajemen BASF Indonesia yakin, sektor infrastruktur bisa mendukung pencapaian target pertumbuhan penjualan bisnisnya. "Infrastruktur tidak hanya bangunan, melainkan juga pembangunan jalan misalnya," kata CP Chan, Presiden Direktur BASF Indonesia, Selasa, (11/10), tanpa menjelaskan detil target yang akan dicapai perusahaan tersebut.

Dia menyatakan, BASF memiliki rekam jejak lama di sektor infrastruktur. Perusahaan yang mengawali bisnis lewat produksi kaset magnetis di Indonesia 40 tahun silam tersebut, menyatakan sudah mempunyai ratusan klien bisnis sektor infrastruktur.

PT Wijaya Karya Tbk adalah salah satu klien BASF Indonesia. BASF Indonesia pernah menyuplai material kimia untuk pengerjaan jalan dan jalur lintas pesawat di bandar udara ke BUMN tersebut. BASF  juga menyuplai kebutuhan poliuretan untuk mengantisipasi kebocoran pada proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta, serta  menyokong material kimia di beton jalan layang non-tol.

Klien bisnis lain milik BASF Indonesia adalah PT Holcim Indonesia Tbk. Perusahaan tersebut menyuplai mixed concrete ke pabrik semen milik Holcim Indonesia.

Sejauh ini, mayoritas klien utama BASF Indonesia berada di kawasan barat Indonesia. Perusahaan tersebut masih kesulitan mengembangkan jaringan bisnis di wilayah Indonesia bagian timur.

Salah satu penghambatnya adalah minimnya ketersediaan infrastruktur distribusi, sehingga memicu mahalnya ongkos logistik ke Papua. "Harga jual naik, otomatis pembeli di Papua bayar harga lebih tinggi," beber Chan.

Nah, selain membidik peluang bisnis di sektor infrastruktur, perusahaan ini memacu pasar bisnis kimia yang menyasar sektor pertanian dan perawatan tubuh. Produk yang menyasar sektor pertanian, misalnya,  berupa produk kimia untuk meningkatkan hasil panen padi.

Sementara pada sektor perawatan tubuh, BASF Indonesia antara lain memasok kebutuhan bahan baku sampo. Perusahaan ini mengandalkan produksi kimia bahan baku perawatan tubuh dari dari pabrik di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. "Permintaan bahan baku sampo paling banyak," kata Ly Iskandar,  Head of Performance Materials PT BASF Indonesia.

Selain Cimanggis, BASF Indonesia memiliki tiga pabrik lain. Satu pabrik di Cikarang, Jawa Barat sebagai basis produksi bahan kimia konstruksi. Dua pabrik lain berada di Cengkareng dan Merak. Dua pabrik itu memproduksi dispersion dan pigment. Khusus pabrik Cengkareng berkapasitas 110.000 ton per tahun.

Saat ini, 80% produksi bahan kimia BASF Indonesia memasok pasar dalam negeri, dan 20%  ditujukan ke pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik. Tahun lalu perusahaan itu membukukan penjualan € 446 juta, dengan kontribusi terbesar dari produk kimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×