Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Uji Agung Santosa
JOMBANG. Produsen bahan kimia asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabrik atau lebih dikenal dengan BASF, makin agresif untuk mengembangkan usahanya dibidang pertanian. Pasalnya, tiap tahun perusahaan rajin memproduksi dua hingga tiga produk pertanian terbaru.
Untuk tahun awal tahun ini saja mereka sudah melaunching satu produk fungisida dengan merek Seltima. Business Area Manager BASF Asia Tenggara, Leon van Mullekom bilang, produk ini berguna untuk meningkatkan hasil panen sekitar 10% dari sebelumnya. "Kita menargetkan penjualan sebesar-besaranya," tambahnya pada acara launching Seltima di Jombang.
Rencananya, perusahaan akan melaunching dua produk baru yaitu pestisida untuk jagung dan pengendali bibit padi. Leon menambahkan untuk menciptakan satu inovasi baru dibidang pertanian mereka mengeluarkan modal sekitar € 250 juta. Dalam setahun, perusahaan mengeluarkan dana sekitar € 500 juta untuk pengembangan produk pertanian.
Indonesia merupakan salah satu market terbesar bagi perusahaan Jerman ini. BASF Indonesia memberikan kontribusi sekitar 8% sampai 9% total pendapatan BASF Asia Pasifik di sektor agribisnis yang mencapai sebesar € 500 juta.
Tahun 2014, BASF Indonesia mencatatkan total pendapatan sekitar € 420 juta, sektor agribisnis memberikan kontribusi sekitar 10% dari total pendapatan tersebut. Leon menargetkan tahun ini kontribusi pendapatan disektor agribisnis dapat meningkat sekitar 8% hingga 10%. Sampai saat ini BASF mengoperasikan empat pabrik kimia di Indonesia yang terletak di Cengkareng, Cikarang, Merak, Cimanggis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News