Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Produsen sekaligus peritel PT Sepatu Bata Tbk (BATA) melakukan beberapa inovasi dalam bisnisnya. Salah satunya mulai serius menggarap bisnis online, repositioning segmen pasar dan menambah varian produk baru.
Sampai dengan kuartal I 2017, emiten berkode BATA ini hanya meraih pertumbuhan pendapatan mini yakni 1%dari Rp 198 miliar menjadi Rp 200 miliar secara year on year (yoy). Namun laba bersih terkerek naik 4 kali lipat menjadi Rp 2,3 miliar yoy.
"Kami melakukan repositioning market. Awalnya jual produk dengan nilai rendah dengan volume tinggi kami coba tingkatkan value-nya, namun volumenya rendah," urai Direktur Keuangan PT Sepatu Bata Tbk, Piyush Gupta dalam paparan publik, Kamis (15/6).
Selain itu pula, sejak tahun lalu BATA melakukan efisiensi dari segi ritel. Setidaknya ada 40 toko ditutup karena dinilai kurang laku. Setidaknya dari efisiensi tersebut beban biaya produksi dan penjualan di kuartal I 2017 turun 5% menjadi Rp 111 miliar yoy.
BATA akan menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar US$ 2 juta. Dana tersebut untuk kebutuhan pembukaan sekitar 22 gerai baru serta renovasi sekitar 7 gerai yang sudah ada. Sampai kuartal I 2017, BATA telah memiliki 520 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain penjualan ritel, BATA tengah gencar menjual produk di ranah e-commerce. Selain memiliki toko daring sendiri, BATA juga bekerja sama dengan toko daring yang sudah ada. Sampai dengan 2016 lalu penjualan e-commerce menyumbang Rp 2,9 miliar dari total pendapatan BATA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News