kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batubara Dinilai Masih Jadi Andalan Pemerintah untuk Meningkatkan Pendapatan Negara


Rabu, 16 Maret 2022 / 18:56 WIB
Batubara Dinilai Masih Jadi Andalan Pemerintah untuk Meningkatkan Pendapatan Negara
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah faktor seperti merebaknya pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas ekonomi publik, hingga perkembangan konflik geopolitik yang terjadi di Eropa telah mendorong peningkatan harga sejumlah harga komoditas energi. Paling terlihat jelas adalah harga batu bara yang bergerak fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. 

Salah satu contoh adalah di tahun 2021 pemerintah sempat menetapkan harga batubara acuan tertinggi di bulan November 2021 mencapai US$ 215,63 per metrik ton (MT), atau naik 33% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menyebutkan terus meningkatnya permintaan dari Tiongkok, menyusul mulai memasuki musim dingin, serta kondisi cuaca buruk yang menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batu bara di sejumlah provinsi produsen batu bara, menjadi faktor naiknya harga batu bara global.

Kenaikan harga batu bara pada tahun 2021 juga merupakan imbas dari pemulihan ekonomi dunia pascapandemi yang menyebabkan permintaan batu bara meningkat. Sementara tingkat produksi masih belum bisa mengimbangi tingginya permintaan. Permintaan sangat tinggi terjadi di China, ditambah gangguan pasokan dan harga gas alam yang lebih tinggi secara global.

Baca Juga: Luas Lahan Menciut, Kaltim Prima Coal Tetap Pertahankan Target Kinerja

Terbaru, serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu kembali mengerek harga batu bara global. Di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak di bulan Maret 2022 sudah mencapai harga US$ 418,75/ MT. Bahkan jika melansir Barchart.com, harga kontrak untuk bulan April 2022 di ICE Newcastle telah mencapai angka US$ 478/MT.

Sementara di Indonesia, Kementerian ESDM telah menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Maret 2022 sebesar US$203,69 per ton atau naik US$15,31 per ton dari bulan Februari lalu, yaitu US$ 188,38 per ton.

Tingginya harga komoditas batu bara akibat situasi geopolitik dunia saat ini dinilai bisa dijadikan momentum bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan dan devisa negara. Pengamat pertambangan Ahmad Redi menyebut di tengah masa pandemi komoditas batu bara telah menjadi salah satu sumber devisa, dan pendapatan yang diperoleh dari komoditas ini sangat membantu penerimaan negara yang saat ini terganggu dengan pelemahan ekonomi global akibat pandemi.

“Karena pada masa pandemi ini ternyata komoditas batu bara ini sangat signifikan kenaikan harganya. Di satu sisi ini berkah bagi penerimaan negara,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (16/3).

Baca Juga: Delta Dunia Makmur (DOID) Memburu Pertumbuhan Kinerja

Kenaikan harga batu bara, kata Redi, merupakan berkah bagi perusahaan batu bara dan sekaligus berkah bagi perekonomian nasional kita.

“Karena royalti pasti akan naik, karena persentase royalti batu bara itu ditentukan dari harga jualnya. Lalu PPN dan PPh dari sektor ini juga akan naik. Termasuk pajak ekspor dan lainnya. Artinya ini dari sisi penerimaan negara kenaikan harga batu bara sangat baik,” ujarnya.




TERBARU

[X]
×