kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Batulicin Nusantara Maritim (BESS) bidik pendapatan usaha Rp 325 miliar pada 2021


Minggu, 25 Juli 2021 / 14:55 WIB
Batulicin Nusantara Maritim (BESS) bidik pendapatan usaha Rp 325 miliar pada 2021
ILUSTRASI. Armada kapal tunda dan tongkang PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang terus menanjak sejak awal tahun ini bakal menjadi katalis positif bagi PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS). Emiten jasa transportasi dan batubara ini membidik pendapatan usaha sebesar Rp 325 miliar hingga tutup tahun 2021.

Target pendapatan BESS tersebut naik 9,97% dibandingkan realisasi pada tahun lalu. Sepanjang 2020, BESS membukukan pendapatan sebesar Rp 295,53 miliar, tumbuh 22,95% dibandingkan pendapatan yang dicapai BESS pada 2019.

Direktur Batulicin Nusantara Maritim Yuliana menyampaikan, realisasi pendapatan BESS pada 2020 juga lebih tinggi Rp 103 miliar dari target pendapatan yang ditetapkan pada tahun lalu, yang sebesar Rp 192,5 miliar. Kinerja BESS terdongkrak oleh harga batubara yang terus memanas pada akhir 2020, setelah sempat tersungkur pada awal masa pandemi covid-19.

"Peningkatan (pendapatan) ini terutama dikarenakan adanya tambahan permintaan jasa transportasi perairan laut dan sungai dari para pelanggan serta meningkatnya ICI (Indonesian Coal Index) di kuartal terakhir (2020)," kata Yuliana kepada Kontan.co.id, Minggu (25/7).

Baca Juga: Kinerja Batulicin Nusantara Maritim (BESS) terdongkrak penguatan harga batubara

Yuliana melanjutkan, pada tahun ini BESS mengestimasikan beban pokok pendapatan sebesar Rp 214,5 miliar, beban usaha senilai Rp 31 miliar, dan beban lain-lain sebesar Rp 13,1 miliar. Dengan begitu, BESS memproyeksikan laba usaha sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 66,4 miliar.

"Dengan estimasi besaran pajak penghasilan sebesar Rp 3,9 miliar, maka laba bersih Perseroan setelah beban pajak penghasilan diperkirakan menjadi sebesar Rp 62,5 milair," ujar Yuliana.

Dia belum merinci realisasi BESS hingga semester pertama 2021. Namun Yuliana meyakinkan bahwa kinerja BESS di paruh pertama masih sesuai target, dan optimistis bisa berlanjut hingga tutup tahun nanti.

"Pertumbuhan kinerja dan demand di semester pertama berlanjut. Realisasinya akan on target (dengan target pendapat)," sebut Yuliana.

Apalagi harga batubara terus meroket, seperti ditunjukan dalam Harga Batubara Acuan (HBA) yang sudah di atas US$ 100 per ton. Bahkan pada bulan Juli menyentuh US$ 115,35 per ton, level tertinggi dalam 10 tahun terakhir sejak November 2011.

Asal tahu saja, hingga periode kuartal pertama 2021, BESS meraih pendapatan sebesar Rp 97,34 miliar. Meningkat 65,88% dibandingkan raihan pendapatan pada Q1-2020 yang sebesar Rp 58,68 miliar.

Seluruh pendapatan BESS berasal dari jasa pelayaran dalam negeri kepada pihak ketiga. Kenaikan pendapatan tersebut turut membuat laba periode berjalan BESS meroket 365,9% dari Rp 5,6 miliar pada Q1-2020 menjadi Rp 26,09 miliar pada Q1-2021.

Sebagai informasi, Batulicin Nusantara Maritim dimiliki oleh Rois Sunandar Maming dan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Mardani H. Maming. Untuk menunjang bisnisnya, saat ini Batulicin Nusantara Maritim memiliki 31 armada transportasi pelayaran, yang terdiri dari 15 tugboat, 15 tongkang dan 1 kapal landing craft.


Batulicin Nusantara Maritim baru mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia pada 9 Maret 2020 lalu. BESS mengantongi hasil bersih dari penawaran umum sebesar Rp 70,49 miliar. Hingga 30 Juni 2021, dana hasil penawaran umum tersebut digunakan untuk keperluan modal kerja (45,15%), pembayaran utang (39,50%) dan pembelian kapal baru (15,35%).

Baca Juga: Arutmin sebut pembukaan lahan besar-besaran dapat menjadi penyebab banjir di Kalsel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×