kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban berat tarif listrik industri baja


Senin, 15 September 2014 / 18:02 WIB
Beban berat tarif listrik industri baja
ILUSTRASI. The Crystal Luxury Bay Resort Nusa Dua yang kini dikelola Dafam Hotel Management.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kenaikan tarif dasar listrik per awal September,  dirasa cukup besar oleh pelaku usaha industri baja di bagian hulu. Pasalnya listrik membebani 10%-15% dari beban produksi perusahaan.

Irvan Kamal Hakim, Ketua Asosiasi Besi dan Baja Indonesia mengatakan, kenaikan tarif dasar listrik di industri baja cukup besar dampaknya. "Komponen energi cukup besar. Saya tidak hitung persis, tapi itu memberi dampak," ujar Irvan pada Senin (15/9). 

Ia mengatakan komponen listrik itu paling besar di hulu industri baja, semakin ke hilir semakin berkurang, "Kalau di hulu dampaknya terhadap biaya produksi bisa sekitar 10%-15%, makin ke hilir bisa sampai 5%. Itu komponen biaya listrik dlm biaya produksi," ujar Irvan.

Saat ini pihaknya tengah membahas kompensasi kenaikkan TDL di industri baja dengan pemerintah. Dia bilang, Menteri Perindustrian MS. Hidayat sedang menyusun langkah-langkah pemberian kompensasi. 

"Kami minta rentang waktu cicilan pembayaran tapi tidak dapat, padahal industri sedang dalam tekanan seperti nilai tukarlah, upah buruh. Kami berharap kompensasi pemerintah dalam bentuk fiskal. Yang paling bagus apabila kementerian teknis bertemu dengan kementerian keuangan," terang Irvan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×