Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha sektor pertambangan batubara mengungkap konflik yang terjadi di Timur Tengah khususnya antara Israel dan Iran tidak memiliki dampak besar terhadap kinerja ekspor batubara dalam negeri.
Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan hal ini terjadi karena hampir 100% ekspor batubara Indonesia ditujukan ke negara-negara Asia Pasifik, khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara.
"98-99 persen batubara kita dieskpor ke Samudra Hindia dan Pasifik, jadi dampak ke batubara kita tentu saja minimum dampak ya. jadi less impact lah gitu ya," tutur Hendra dalam dalam acara peluncuran laporan The Energy Shift Institute (ISI), Selasa (17/6).
Bukan perang, Hendra bilang faktor utama yang mempengaruhi industri batubara saat ini adalah keadaan pasar global, yang berkaitan dengan besar permintaan dan pasokan.
Baca Juga: Menakar Risiko dalam Pengelolaan Sumur Minyak Rakyat oleh BUMD, Koperasi Hingga UKM
Lebih jauh ini berkaitan pula dengan kebijakan dalam negeri dan kebijakan dari negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia.
Meski begitu Hendra tidak khawatir, China sebagai tujuan utama ekspor batubara Indonesia menurutnya tidak mengalami perubahan kebijakan yang drastis hingga mempengaruhi perdagangan emas hitam Indonesia kesana.
"Kebijakan di Tiongkok khususnya satu dekade kebelakang dan kemungkinan satu dekade ke depan itu relatif sama. Dalam artian mereka masih lebih mentolerir impor mereka," ungkap dia.
Kekuatan lain yang dimiliki oleh Indonesia menurut Hendra adalah kualitas batubara Indonesia, khususnya batubara thermal yang cocok dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di China.
"Menariknya, lebih dari 50% impor batu bara China berasal dari Indonesia," tambah dia.
Hendra juga menambahkan bahwa meskipun China saat ini gencar mengembangkan energi bersih, batu bara masih akan tetap menjadi sumber konsumsi energi primer dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagai tambahan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2024, Indonesia telah mengekspor 555,34 juta ton batu bara senilai 37,77 miliar dolar AS. Sementara itu, alokasi untuk kebutuhan domestik (domestic market obligation/DMO) mencapai 232,64 juta ton.
Baca Juga: Dibayangi Risiko, 12 Perusahaan Batubara Besar Tergantung Hanya Pada 1 Aset Tambang
Selanjutnya: OJK Wajibkan Penyelenggara Fintech Lending Jadi Pelapor SLIK Mulai 31 Juli 2025
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News