kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini dampak PPKM darurat terhadap laju operasional industri otomotif


Rabu, 21 Juli 2021 / 06:31 WIB
Begini dampak PPKM darurat terhadap laju operasional industri otomotif
ILUSTRASI. Sama seperti sektor usaha lainnya, industri otomotif pun turut terkena dampak dari PPKM darurat.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga 25 Juli. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi melalui akun Youtube Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (20/7). 

Sebagaimana diketahui, kegiatan operasional sejumlah perusahaan ikut terdampak oleh kebijakan PPKM darurat tersebut. Tak terkecuali bagi industri otomotif. 

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) membenarkan kondisi di atas. Dia bilang, sama seperti sektor usaha lainnya, industri otomotif pun turut terkena dampak dari PPKM darurat.

Terutama dari sisi operasional produksi karena adanya pembatasan kapasitas pekerja di dalam pabrik. "Seperti sektor-sektor lain, pasti ada dampak dari PPKM darurat, pabrik KBM dan komponennya tidak boleh kerja 100%," kata Jogkie kepada Kontan.co.id, Selasa (20/7).

Baca Juga: Apindo: Perpanjangan PPKM darurat layak walau berdampak negatif ke ekonomi

Meskipun begitu, dia berujar bahwa sampai saat ini belum ada kabar terkait tertahannya produk ekspor otomotif Indonesia di sejumlah negara tujuan. Sehingga kegiatan ekspor masih berjalan meskipun ada hambatan dari sisi pabrik. 

Di luar hambatan yang terjadi selama PPKM darurat, Jongkie meyakini bahwa industri otomotif akan tetap patuh pada setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebab saat ini kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas di atas segalanya. 

Baca Juga: Ada wacana perpanjangan PPKM Darurat, penjualan mobil diramal tetap melaju

Perihal target penjualan ekspor, Jongkie tidak bisa bicara banyak menyoal bagaimana proyeksi kinerja ekspor otomotif ke depan. Hal itu lantaran kinerja ekspor selalu dikendalikan oleh para prinsipal di kantor pusat masing-masing merek. "Proyeksi ekspor sangat sulit ditentukan karena ekspor selalu dikendalikan oleh para prinsipal," kata dia. 

Namun apabila merujuk data Gaikindo, ekspor mobil Indonesia menunjukkan tren peningkatan secara tahunan atau year on year (yoy). Tercatat, ekspor mobil CBU Indonesia tumbuh 39,78% (yoy) dari 105.229 unit di periode Januari—Juni 2020 menjadi 146.985 unit di periode Januari—Juni 2021. Sedangkan ekspor mobil CKD Indonesia naik 135,18% (yoy) dari 22.457 unit di periode Januari—Juni 2020 menjadi 52.816 unit di periode Januari—Juni 2021.

Baca Juga: PPKM Darurat diperpanjang, ini permintaan APPBI ke pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×