Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), emiten yang mengelola Starbucks dan sejumlah merek makanan dan minuman internasional lainnya, menghadapi tantangan keuangan pada semester pertama tahun 2024.
Sebagai gambaran, merujuk laporan keuangan menunjukkan kerugian sebesar Rp50,12 miliar, kontras dengan laba Rp52,64 miliar yang dicatat pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan sebesar 18,68 persen menjadi Rp1,62 triliun dari Rp2 triliun pada semester pertama 2023 menjadi salah satu faktor utama kerugian perusahaan.
Meski diterpa tantangan, Direktur Utama MAPB, Anthony Valentine McEvoy, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyusun strategi untuk mengatasi kondisi tersebut dan fokus pada pemulihan serta pertumbuhan di sisa tahun 2024. Anthony menjelaskan bahwa langkah pertama yang dilakukan MAPB adalah menstabilkan operasional yang ada.
"Stabilitas adalah kunci bagi seluruh tim di MAP Boga. Langkah ini diambil untuk memastikan setiap gerai yang sudah ada beroperasi dengan optimal, sambil mempersiapkan rencana ekspansi strategis," kata Anthony saat ditemui media KONTAN, Selasa (1/10).
Baca Juga: Kinerja MAPI Diproyeksikan Lebih Baik di Paruh Kedua Tahun Ini
MAPB terus membuka gerai baru sebagai bagian dari strategi pertumbuhan, meskipun menghadapi kondisi pasar yang menantang. "Kami tetap optimis dan terus membuka gerai baru, baik untuk Starbucks maupun brand lain seperti Subway, Genki Sushi, dan Cold Stone," tambah Anthony. Beberapa gerai baru yang telah dibuka tahun ini antara lain gerai Starbucks dan Subway di Bali, serta rencana pembukaan gerai di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.
Meski mencatat kerugian, MAPB tetap berkomitmen untuk melanjutkan investasi di pasar Indonesia. Sebagai bagian dari Grup Mitra Adiperkasa (MAP), MAPB mendapatkan alokasi belanja modal (capex) sebesar Rp2 triliun pada tahun 2024, yang sebagian besar dialokasikan untuk ekspansi gerai. Hingga saat ini, MAPB mengoperasikan 834 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk 607 gerai Starbucks, 104 gerai Subway, dan gerai lainnya dari brand seperti Krispy Kreme, Genki Sushi, Paul, Cold Stone, dan Gondiva.
MAPB melihat potensi besar di pasar Indonesia dan Asia, serta berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan layanan dengan membuka lebih banyak gerai di berbagai lokasi strategis.
Lebih lanjut, salah satu isu yang dihadapi oleh MAPB adalah boikot terhadap Starbucks yang sempat mencuat. Menanggapi hal ini, Anthony menekankan bahwa PT Sari Coffee Indonesia, pengelola gerai Starbucks di Indonesia, adalah perusahaan yang sepenuhnya berfokus pada pasar lokal. "Seluruh tim kami adalah orang Indonesia, dan kami berkomitmen untuk mempromosikan kopi dan budaya lokal," jelasnya.
Anthony juga menekankan bahwa MAPB tidak terkait dengan konflik geopolitik yang sedang berlangsung, dan perusahaan akan terus fokus pada pelayanan terbaik bagi pelanggan di Indonesia. Dengan menekankan keberpihakan pada masyarakat dan produk lokal, MAPB berupaya memulihkan kepercayaan publik dan memastikan bahwa pelanggan tetap merasa nyaman berbelanja di gerai mereka.
Anthony optimis bahwa langkah-langkah strategis yang diambil akan mulai menunjukkan hasil pada akhir tahun 2024. Meskipun tidak memberikan proyeksi pertumbuhan yang spesifik, MAPB menargetkan untuk memulihkan penjualan dan stabilitas operasional di seluruh portofolio bisnisnya.
Fokus utama perusahaan pada sisa tahun ini adalah meningkatkan pengalaman pelanggan, terutama dalam hal kualitas produk dan layanan. "Kami ingin merayakan kopi Indonesia dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pelanggan di setiap kunjungan mereka, baik di Starbucks maupun di gerai lainnya," pungkas Anthony.
Baca Juga: Tingkat Kunjungan Gerai Restoran & Kafe Milik Emiten Pasca Pandemi, Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News