Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan kebijakan tarif resiprokal terhadap 180 negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia, mulai hari ini (9/4).
Dalam kebijakan ini, AS akan menetapkan tarif impor sebesar 32% untuk produk-produk asal Indonesia. Langkah tersebut diperkirakan akan berdampak pada kinerja ekspor kendaraan bermotor dan suku cadang Indonesia, yang selama ini menunjukkan tren pertumbuhan yang solid.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor sektor ini telah mencapai US$ 2,57 miliar hingga kuartal III-2024.
Kebijakan tarif yang digagas oleh Presiden AS, Donald Trump ini pun berpotensi menekan kinerja sejumlah emiten yang memiliki pasar ekspor ke AS, termasuk PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Vice President Director SMSM, Ang Andri Pribadi mengatakan, kinerja perusahaan diproyeksikan tetap solid hingga akhir tahun, meskipun dihadapkan pada tekanan dari kebijakan tarif baru tersebut. Optimisme ini didukung oleh strategi diversifikasi pasar yang telah lama diterapkan SMSM.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) Kantongi Dividen MYR 1,5 Juta dari Anak Usaha
Andri menyebutkan pasar ekspor SMSM tidak hanya bergantung pada AS, tetapi tersebar di berbagai kawasan seperti Asia, Australia, Eropa, dan Timur Tengah. Walaupun, AS menjadi salah satu pasar penting bagi produk komponen otomotif SMSM, khususnya radiator dan filter.
Untuk merespons kebijakan tarif AS, SMSM juga telah menyiapkan sejumlah strategi mitigasi, antara lain, pertama, mengevaluasi ulang strategi ekspor dengan cara menyesuaikan arah dan fokus pemasaran.
Kedua, menjelajahi pasar alternatif. Ketiga, meningkatkan efisiensi operasional agar harga produk tetap kompetitif.
Keempat, memanfaatkan peluang kerja sama regional, terutama dengan negara-negara yang memiliki perjanjian tarif lebih rendah.
"Dengan strategi diversifikasi pasar, kekuatan brand dan kualitas produk SMSM di segmen after market global serta upaya efisiensi, SMSM memproyeksikan masih mampu mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun ini," kata Andri kepada Kontan, Selasa (8/4).
Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa kebijakan pengenaan tarif oleh pemerintahan Presiden Donald Trump merupakan isu berskala global. Hingga kini, ketentuan teknis terkait pelaksanaan tarif impor oleh pemerintah Amerika Serikat masih belum sepenuhnya jelas.
Selain itu, Andri menyebutkan untuk produk komponen otomotif, terdapat regulasi khusus yang diberlakukan melalui pernyataan Presiden Trump pada 26 Maret 2025, yaitu Adjusting Imports of Automobiles and Automobile Parts Into The United States. Berdasarkan aturan ini, tarif impor yang dikenakan mencapai 25%.
Saat ini, SMSM masih menunggu hasil koordinasi dan konsultasi antara mitra dagang mereka di AS dengan otoritas US Customs & Border Protection guna memastikan kejelasan implementasi kebijakan tersebut.
"SMSM dan buyer di AS masih mempelajari dengan saksama semua aturan yang berkaitan dan berharap dapat segera mengatur ulang strategi bilamana diperlukan," jelasnya.
Andri juga menuturkan kebijakan tarif AS berpotensi memberikan dampak di luar pasar AS yang perlu diantisipasi seiring dengan potensi pergeseran pasar, ancaman proteksionisme global, hingga fluktuasi biaya produksi.
Melansir laporan kinerja keuangannya, SMSM melaporkan penjualan untuk segmen pasar AS sebesar Rp 818,73 miliar di tahun 2024. Perolehan itu naik bila dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 742,95 juta.
Selanjutnya: IHSG Ambruk, Cermati Saham-Saham yang Banyak Diobral Asing Kemarin, Selasa (8/4)
Menarik Dibaca: Tips Berkendara di Jalan Beton ala Semen Merah Putih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News