Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding BUMN Pangan saat ini memasuki tahap penggabungan beberapa BUMN Pangan. Di antaranya adalah proses penggabungan PT Perikanan Indonesia dengan PT Perikanan Nusantara, proses penggabungan PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, serta proses penggabungan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dengan PT BGR Logistics.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi mengatakan, sebagai koordinator BUMN Klaster pangan, saat ini RNI tengah melakukan persiapan penggabungan secara menyeluruh mulai dari aspek regulasi penggabungan, aspek SDM dan organisasi dengan mensosialisasikan penggabungan kepada karyawan, aspek keuangan penggabungan perusahaan, aspek operasional dan pengembangan IT, hingga aspek aset korporasi.
Seperti pada aspek IT, saat ini RNI sudah memulai mengintegrasikan IT dan supply chain melalui basis teknologi Internet of Things (IoT) dengan interface yang sederhana supaya semua anggota holding BUMN bisa terkoneksi secara paralel.
"Sehingga kami bisa memberikan solusi supply chain end to end untuk petani, peternak, dan nelayan sepanjang rantai nilai pangan. Mekanisme dan otomasi untuk efisiensi pemrosesan On-Farm dan Off-Farm juga kami siapkan,” ungkap Arief dalam siaran pers yang diterima Kontan, Jumat (10/9).
Selama persiapan penggabungan, RNI juga tengah melakukan pengembangan hilirisasi produk petani. Di antaranya adalah baru - baru ini RNI merealisasikan program New Product Development beras Premium Rania yang baru soft launching dua minggu lalu. Hasil kolaborasi antara RNI Group dengan PT Pertani ini diharapkan dapat menarik minat konsumen secara nasional.
Baca Juga: Pemerintah terus menggodok rencana pembentukan Badan Pangan Nasional (BPN)
“Dua minggu soft launching, pengembangan produk pangan retail beras Rania tercatat penjualan sampai dengan 9 September 2021 sebanyak 48,1 ton beras Rania atau sebesar 561,8 juta,” terang Arief.
Menurut Arief, hal ini membuktikan persiapan penggabungan menuju pengholdingan BUMN Pangan telah disiapkan dari berbagai aspek dari hulu ke hilir dan pengembangan produk retail ini merupakan langkah inovasi RNI untuk perbaikan ekosistem pangan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang hendak menjadikan BUMN Pangan sebagai lokomotif penyeimbang dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Direktur Komersial RNI Frans Marganda Tambunan menambahkan, dalam mendukung program ketahanan pangan tersebut, BUMN klaster pangan terus berbenah untuk memperbaiki operasi dasar mulai dari proses on farm yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas bahan baku, dilanjutkan proses produksi yang efisien dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar, sampai pada aspek pemasaran di hilir.
“Produk-produk dengan ukuran family pack kami seperti gula, beras, teh, ikan beku, daging beku, sosis, bakso garam, minyak goreng, dan lainnya saat ini sudah mulai memasuki pasar retail modern dan e-commerce,” kata Frans.
Penetrasi pasar ini, lanjut Frans, selain untuk meningkatkan pendapatan korporasi, juga sebagai sarana untuk membantu pemerintah dalam stabilisasi harga dan pasokan barang pangan.
Pemerintah menugaskan RNI sebagai Koordinator BUMN Klaster Pangan untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui program pemenuhan ketersediaan pangan, peningkatan mutu, serta keterjangkauan harga dan keberlanjutan. RNI juga diamanahkan untuk ikut meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, nelayan, serta kolaborasi untuk keunggulan operasional dengan tujuan peningkatan ekspor.
Selanjutnya: Perum Bulog siap terima penugasan dari badan pangan nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News