kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bekraf: 50 investor siap investasi di forum film


Rabu, 15 November 2017 / 19:56 WIB
Bekraf: 50 investor siap investasi di forum film


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) optimistis bahwa peluang pelaku industri film akan tumbuh setiap tahunnya. Baik dari hal jumlah penonton, pendapatan dan memperoleh pendanaan dari para investor.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengatakan setiap tahun proses jumlah penonton dan pendapatan terus meningkat. Untuk itu penting meningkatkan konten demi memperoleh permodalan dari investor.

"Kami terus cari dan upayakan untuk membuat forum pertemuan pelaku industri film dengan investor. Karena peluangnya lebih besar dari bisnis startup," ucap Triawan Munaf.

Lebih lanjut dia menyebut bahwa ada 50 investor dalam negeri maupun luar negeri yang berminat melakukan pertemuan dengan 12 pelaku film di Akatara. Ini merupakan forum pendanaan proyek film pertama di Indonesia hasil kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dengan Badan Perfilman Indonesia.

Triawan berharap forum tersebut bisa menambah minat semua investor khususnya di dalam negeri untuk menanamkan uangnya ke industri film lokal. Hal ini tak lepas dari sokongan pendapatan industri film sebesar 0,4% ke perekonomian tanah air (PDB) sebesar Rp 852 triliun tahun 2015-2016 lalu.

"Kalau bisa tahun depan bisa diatas 1% atau ada kenaikan. Karena kontribusi ekonomi kreatif ke PDB terus naik, untuk tahun 2016-2017 saja diminta Rp 900 triliun dan ini masih akan kami evaluasi berapa kontribusinya," bebernya.

Disamping itu, Chand Parwez, Ketua Badan Perfilman Indonesia yakin bahwa industri film bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. Pasalnya dari tahun ke tahun, dia mencatat pendapatan yang diperoleh dari perfilman Indonesia naik 7% sampai 10%.

"Total pendapatan persisnya tidak tahu tapi setiap tahun ada 110-120 juta penonton per tahun," ungkap Chand kepada KONTAN, Rabu (15/11).

Naiknya pendapatan dinilai sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan oleh para pelaku film. Chand menjelaskan untuk membuat konten film yang dilirik investor ada tiga kategorinya. Pertama, film ideal butuh mengeluarkan US$ 1 juta atau di atas Rp 1 miliar.

Kedua film standar butuh mengeluarkan US$ 500.000 atau sekitar Rp 600 juta sampai Rp 650 juta. Dan ketiga film sederhana butuh mengeluarkan anggara US$ 100.000 sampai US$ 200.000 atau di bawah Rp 500 juta.

"Nah untuk film yang dilirik investor, itu tergantung produser atau pelaku film mau buat film kategori apa. Yang penting kreatif, dekat dengan masyarakat dan bisa buat orang tertarik menonton," pungkas Chand.

Dia menambahkan bahwa investor pun harus benar-benar tahu produser ataupun pelaku film yang didanai. Tidak gegabah tetapi tidak juga menunggu saja. Seperti investor lokal yang kerap ketinggalan untuk menginvestasikan dananya ke industri film.

Chand mencatat, hingga saat ini banyak investor asing seperti Korea dan Singapura yang menanamkan modal ke industri film.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×