kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Belum ada katrol penjualan alat berat


Rabu, 06 April 2016 / 13:58 WIB
Belum ada katrol penjualan alat berat


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Meski proyek konstruksi dan infrastruktur tengah menanjak, tak serta merta bisa membangkitkan penjualan alat berat. Sebab, sektor pertambangan yang selama ini jadi motor utama pendorong penjualan alat berat masih tetap lesu.

Selain bisnis tambang, yang menjadi pendorong utama penjualan alat berat adalah industri perkebunan. Namun, hingga triwulan I-2016 ini permintaan alat berat dari sektor perkebunan juga belum jua menggeliat sesuai harapan.

Melihat kondisi ini, Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) memproyeksikan penjualan alat berat sulit mengejar pertumbuhan penjualan alat berat pada tahun ini. "Tahun lalu penjualan alat berat 5.900 unit, tahun ini kami harapkan setidaknya naik menjadi 6.000 unit," kata Jamaluddin kepada KONTAN, Senin (4/4).

Proyeksi bisnis yang cenderung konservatif juga disampaikan produsen alat berat seperti PT United Tractors Tbk. Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk menyebut proyeksi penjualan tahun ini tak beda jauh dengan perkiraan asosiasi.

Sara menyebut sepanjang 2015, penjualan alat berat UNTR untuk merek Komatsu hanya terjual 2.124 unit, turun 40% ketimbang penjualan 2014 sebanyak 3.413 unit. "Penjualan tahun ini kami perkirakan tak jauh berbeda dengan tahun lalu," terang Sara.

Meski berharap penjualan tahun ini sama dengan tahun lalu, namun di dua bulan pertama tahun ini, Sara menyebut penjualan alat berat UNTR untuk merek Komatsu masih mengalami penurunan 32,95% menjadi 348 unit. Adapun pada periode yang sama tahun 2015 tercatat penjualan sebanyak 519 unit.

Tak hanya Sara, proyeksi penjualan alat berat yang tidak menggembirakan juga disampaikan oleh Imam Liyanto, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Intraco Penta Tbk. Imam menyebut, penjualan alat berat Intraco Penta tahun ini sulit naik. Tahun lalu, Intraco Penta mencatat penjualan 580 unit.

"Tahun ini kami belum melihat ada pertumbuhan penjualan. Jadi paling tidak kami menjaga penjualan 2016 setidaknya sama dengan tahun lalu," tutur Imam kepada KONTAN, Selasa (5/4).

Imam bilang, tahun ini Intraco Penta fokus menjual alat berat untuk sektor infrastruktur, transportasi, dan perkebunan. Namun bukan berarti Intraco Penta meninggalkan segmen pertambangan. Menurut Imam, mereka sudah memiliki strategi penjualan ketika industri pertambangan kembali bangkit. "Untuk komoditas tambang kami tetap menjaga pasarnya, nanti kami lihat perkembangan," ujar Imam.

Untuk mengejar penjualan tahun ini, Intraco Penta akan mengikuti tender pengadaan alat berat untuk proyek jalan tol, salah satunya tender alat berat untuk proyek jalan tol Ngawi-Kertosono. "Kami ingin berpartisipasi langsung dengan mengikuti tender proyek infrastruktur," terang Imam. Tahun ini, Intraco Penta menargetkan penjualan alat berat bisa berkontribusi 15% terhadap penjualan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×