Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) terus memantau perkembangan bisnis di semester kedua tahun ini. Maklumlah, kinerja ISSP sempat mengalami penurunan akibat melemahnya daya beli di kuartal pertama 2024.
Corporate Secretary Steel Pipe Industry of Indonesia Johannes W. Edward mengatakan laju bisnis ISSP sudah mulai membaik di kuartal kedua 2024 secara QoQ. Faktor penyebabnya yakni karena banyaknya libur pada kuartal sebelumnya, dan pengaruh pemilihan presiden (Pilpres) yang sedikit banyak memengaruhi minat beli.
Manajemen ISSP akan terus memantau perkembangan hingga kuartal ketiga tahun ini, apakah perlu dilakukan penyesuaian target kinerja atau tidak. Asal tahu saja, sebelumnya, ISSP menetapkan target kenaikan volume penjualan naik sebesar 10%-20% pada tahun ini.
Baca Juga: Steel Pipe (ISSP) Sebut Kebijakan CBAM Menjadi Peluang Untuk Tingkatkan Ekspor
“Namun demikian, seperti terlihat pada hasil kuartal I-2024, meskipun volume belum mencapai target, namun dari sisi laba tetap terlihat peningkatan,” ungkap Johannes, kepada KONTAN, Kamis (11/7) lalu.
Sebagai gambaran, penjualan ISSP tercatat sebesar Rp 1,37 triliun pada kuartal I-2024. Angka ini menurun 20,95% year on year (yoy) dari semula Rp 1,73 triliun per kuartal I-2023.
Sedangkan dari sisi bottom line, ISSP mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 108,84 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Rp 106,99 miliar pada posisi yang sama tahun lalu.
Johannes menuturkan, dari sisi porsi penjualan, sektor infrastruktur masih menjadi penopang utama. Namun di sisi lain, pada tahun ini juga pihaknya melihat ada permintaan yang kuat dari sektor pertambangan dan minyak & gas (migas).
Untuk tahun 2024 ini, ISSP menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (Capex) lebih dari Rp 200 miliar.
Dana capex tersebut digunakan untuk melanjutkan pembangunan gudang di Gresik sebagai bagian dari pembangunan unit tujuh tahap satu dan sisanya digunakan untuk maintenance.
Menurut Johannes, sampai sejauh ini serapan capex 2024 masih sesuai dengan rencana. “Gudang kami tahap satu akan segera beroperasi, disusul dengan Gudang tahap dua serta pemeliharaan mesin-mesin di unit 1-6,” jelasnya.
Baca Juga: Prospek Emiten Baja Tersengat Kebijakan Anti Karbon Eropa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News