Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Keputusan PT Benakat Integra Tbk menjual 23,44% saham anak usaha yang bergerak dalam sektor migas (migas), yakni PT Benakat Oil pada akhir tahun lalu, sepertinya tak salah. Penjualan aset migas yang berlanjut dengan penguatan bisnis jasa pertambangan batubara itu, sudah terasa dampaknya.
Benakat Integra mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 13,46 juta pada kuartal I 2017. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, mereka menanggung rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 1,90 juta.
Catatan saja, Benakat Integra mempublikasikan laporan keuangan kuartal I 2017 final di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Juli 2017. Kinerja periode semester I 2017 belum dipublikasikan.
Yang terang manajemen Benakat Integra mengakui, bisnis batubara menjadi faktor utama pengerek kinerja kuartal I. "Memang mayoritas dari infrastruktur tambang batubara," ujar Remanja Dyah Intansuri, Sekretaris Perusahaan PT Benakat Integra Tbk saat dihubungi KONTAN, Minggu (30/7).
Saat ini Benakat Integra melayani dua pelanggan besar yakni PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia. Kerja sama dengan Kaltim Prima Coal berupa penyewaan pelabuhan dan coal crusher di proyek Lubuk Tutung dan Sangata. Sementara kerja sama dengan Arutmin Indonesia terkait dengan proyek Asam Asam dan West Mulia.
Kendati gelagat perbaikan bisnis sudah terlihat, Benakat Integra tak bersedia membeberkan target pendapatan 2017. Mereka cuma yakii, tahun ini bakal cuan. "Pertumbuhan tergantung produksi klien kami dan klien kami lebih general melihat pasar batubara," terang Remanja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News