kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,05   5,72   0.63%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benderang Laba dari Lampion Barang Bekas


Senin, 26 Januari 2009 / 13:21 WIB


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Test Test

JAKARTA. Bagi sebagian orang, barang-barang bekas yang sudah tidak bernilai dan teronggok sia-sia di tempat sampah bisa dijadikan ladang usaha yang menghasilkan uang, bahkan tak jarang uang yang didapat dari pemanfaatan barang bekas tersebut bernilai tinggi. Asalkan ada ide kreatif dan juga sedikit usaha.

Itulah yang dialami Bob Novandy, di tangannya yang terampil ia mampu menyulap semua jenis botol plastik bekas menjadi sebuah prakarya yang bernilai tinggi. "Saya merubah berbagai jenis botol plastik menjadi lampion-lampion cantik," ujar Bob.

Ide membuat lampion dari bahan botol bekas memang tidak begitu saja muncul dalam benaknya. Pria setengah baya ini mendapat ide itu ketika suatu siang ia duduk di depan rumahnya dan melihat seorang anak membuang botol air mineral sembarangan."Saya kemudian berpikir botol seperti itu daripada menjadi sampah penyebab banjir, lebih baik dimanfaatkan menjadi sebuah prakarya," katanya.

Setelah itu mulailah Bob menjajal idenya ini dengan melakukan percobaan demi percobaan membentuk lampion sesuai keinginan yang ia mulai pada tahun 2003. Waktu itu ia hampir tidak menyiapkan modal apa-apa, hanya botol bekas, cutter dan pilox untuk mewarnai. Ternyata tetangga sekitarnya di kawasan Kebun Jeruk Jakarta Barat menyukainya. "Pertama kali saya produksi 20 buah lampion untuk acara perayaan kemerdekaan RI dengan lampion bewarna merah dan putih," jelasnya.

Bob menjual hasil karyanya seharga Rp 12.500 per lampion waktu itu. Tak hanya botol mineral, Bob juga menggunakan berbagai macam botol minuman ringan bekas pakai baik berbahan plastik maupun kaleng.Semua bahan baku botol bekas ia peroleh dari pengumpul bahan bekas di dekat rumahnya. "Kebutuhan bahan baku botol bekas tergantung dari pesanan yang datang setiap bulannya," ujarnya.

Tahun 2006 lalu Bob mendapat proyek pesanan dari Taman Safari sebanyak 280 unit lampion dan 86 lampion lainnya untuk hotel yang berfungsi sebagai hiasan. "Waktu itu masih murah, dari 366 buah lampion harganya cuma Rp 6 juta. Saya ambil untung Rp 20.000 untuk setiap lampion," katanya.

Bob sering mendapat pesanan dari berbagai cafe dan restoran di Jakarta, bahkan tak jarang ia pun mendapat pesanan dari perusahaan-perusahaan besar. "Kalau pesanan banyak seperti itu saya bisa dapat omzet hingga Rp 11 juta dalam sebulan," kata Bob.

Ia mampu mengerjakan sekitar 350 buah lampion setiap bulannya, harganya bervariasi tergantung dari tingkat kesulitan pembuatan lampion dan ukuran lampion. Kisaran harga yang ia tetapkan berkisar Rp 35.000 sampai Rp 800.000. Lampionnya diberi lampu dan kaki untuk dudukan lampion. "Jika dilihat sekilas pada malam hari ketika lampu dalam lampion dinyalakan, orang sering mengira lampion ini berasal dari bahan kristal," katanya.

Menghasilkan prakarya seperti ini memang membutuhkan keterampilan tersendiri. Namun peralatannya begitu sederhana, hanya bahan utama berupa botol plastik bekas, lampu, kabel, alat pemotong dan piloks. Cara pembuatannya setelah botol dibersihkan, buat garis samar untuk jalur pemotongan baru dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah itu warnai dengan piloks dan pasang lampu serta kabel. lalu langkah terakhir membentuk lampion dari irisan-irisan yang telah dibuat. "Dalam sehari saya bisa membuat sekitar 15 buah lampion," ujarnya.


Bob`s Lampion
Jl. Jeruk Manis no. 59
Kebun Jeruk
Jakarta Barat
Telp : (021) 44626255

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×