kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.495   44,00   0,28%
  • IDX 7.750   14,85   0,19%
  • KOMPAS100 1.204   2,68   0,22%
  • LQ45 961   2,57   0,27%
  • ISSI 234   0,70   0,30%
  • IDX30 493   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 592   1,62   0,27%
  • IDX80 137   0,27   0,19%
  • IDXV30 142   -0,48   -0,33%
  • IDXQ30 164   0,30   0,18%

Bentrok dengan masyarakat, Toba Pulp sebut lahan di Natumingka adalah lahan konsesi


Kamis, 20 Mei 2021 / 12:45 WIB
Bentrok dengan masyarakat, Toba Pulp sebut lahan di Natumingka adalah lahan konsesi
ILUSTRASI. PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) sesalkan bentrok yang terjadi di Desa Natuminka. Masyarakat klaim lahan seluas 600 ha adalah tanah adat, sementara INRU klaim itu lahan konsesinya. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/aww.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sebuah bentrokan terjadi di kawasan Danau Toba. Masyarakat dan karyawan PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) dilaporkan terlibat bentrok terkait lahan di Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Selasa (18/5).

Bentrokan dipicu oleh rencana pihakINRU yang ingin menanam eukaliptus di atas tanah yang diklaim merupakan tanah adat masyarakat Natumingka.
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak, Roganda Simanjuntak, mengatakan bentrokan berawal saat ratusan petugas keamanan dan karyawan Toba Pulp datang ke lahan tersebut. 

Baca Juga: Rugi bersih membengkak, kinerja Toba Pulp Lestari (INRU) di kuartal I-2020 loyo

Mereka membawa truk penuh dengan bibit eukaliptus untuk ditanami di lahan tersebut. Hanya, masyarakat menolak lahan itu ditanami bibit eukaliptus. 

Mereka juga menampik klaim Toba Pulp bahwa lahan seluas 600 hektare tersebut masuk dalam konsesi perusahaan dengan kode saham INRU di Bursa Efek Indonesia.
Masyarakat menyebut bahwa lahan tersebut sudah ratusan tahun mereka kelola.

Dalam rilis yang didapat KONTAN, manajemen  Toba Pulp Lestari juga angkat bicara.  Mereka menyesalkan bentrokan yang dilakukan oleh sekelompok orang di area operasional PT Toba Pulp Lestari yang berada di Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Aksi yang tidak diharapkan tersebut terjadi di wilayah kawasan hutan negara yang menjadi kawasan konsesi PT Toba Pulp Lestari Tbk yang telah memasuki rotasi penanaman ke 5.

Baca Juga: Cetak rugi, Toba Pulp Lestari (INRU) kembali tidak bagi dividen

Direktur PT Toba Pulp Lestari Tbk Jandres Silalahi menyatakan aksi-aksi yang tidak diharapkan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat tersebut terjadi di tengah proses dialog antara perusahaan, masyarakat, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), serta stakeholders lainnya.

“Kami menyesalkan atas terjadinya tindakan yang tidak diharapkan yang menyebabkan dua korban luka. Apalagi, aksi oleh sekelompok oknum masyarakat tersebut terjadi di tengah proses dialog untuk menyelesaikan isu-isu yang ada,” kata Jandres dalam rilis yang diterima KONTAN (20/5).

Lokasi penanaman tersebut merupakan lokasi konsesi yang memiliki izin dari negara dan telah memasuki masa rotasi penanaman ke-6 (enam), berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/92 tanggal 01 Juni 1992.Jo SK.307/MenLHK/Setjen/HPL.P/7/2020 tentang Pemberian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

PT Toba Pulp Lestari mengaku terus mendorong dialog dan solusi yang damai dengan masyarakat guna memecahkan berbagai persoalan, dan tidak mengedepankan aksi-aksi yang dapat merugikan kedua-belah pihak, yakni masyarakat dan perusahaan.

Toba Pulp Lestari juga terus menjalankan program-program sosial melalui kolaborasi dengan masyarakat sekitar melalui kemitraan kehutanan, yang meliputi tumpangsari tanaman pangan dengan masyarakat di area tanaman produksi, serta pola tanaman kehidupan.

Hal ini sesuai dengan arahan pemerintah agar perusahaan menjalankan program hutan sosial dalam rangka pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.

Dalam penutupan perdagangan di tengah hari, Kamis (20/5),  saham INRU ditutup di harga 805, turun 2,42%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×