kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bentuk usaha patungan, Merdeka Copper Gold (MDKA) tunggu kesepakatan kreditur


Senin, 13 Januari 2020 / 19:11 WIB
Bentuk usaha patungan, Merdeka Copper Gold (MDKA) tunggu kesepakatan kreditur
ILUSTRASI. Komisaris PT Merdeka Copper Gold Tbk (Perseroan) (MDKA) Garibaldi Thohir (kedua kiri), menunjuk Komisaris Independen yang baru Budi Bowoleksono (ketiga kiri), disaksikan Komisaris Heri Sunaryadi (kiri), Presiden Direktur Tri Boewono (keempat kiri), Komisa


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tepat pada 25 November 2019 lalu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menandatangani kerja sama usaha patungan (joint venture) dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) terkait pengembangan tambang emas Pani di Gorontalo.

Corporate Secretary MDKA Adi Adriansyah Sjoekri menyampaikan, pasca ditekennya kerja sama joint venture dengan PSAB, saat ini kedua perusahaan yang terlibat masih menunggu kesepakatan dari pihak kreditur untuk membiayai proyek Pani.

Baca Juga: Mulai dari penggantian komisaris, ini hasil RUPSLB Merdeka Copper (MDKA)

Hingga kini pun belum ada aktivitas eksplorasi maupun eksplorasi yang dilakukan di lokasi tambang Pani. “Proses operasional belum ada. Sekarang masih di tahap studi kelayakan. Nanti kami sampaikan hasilnya,” tutur Adi ketika ditemui Kontan.co.id, Senin (13/1).

Asal tahu saja, pembentukan joint venture dilatarbelakangi keinginan MDKA dan PSAB untuk mengembangkan proyek secara terpisah masing-masing di Izin Usaha Pertambangan (IUP) Pani dan proyek Pani.

Akan tetapi, cadangan untuk kedua proyek akan terkena kendala oleh kebutuhan untuk pemeliharaan pit wall di masing-masing area. Selain itu, joint venture dilakukan lantaran IUP Pani yang dimiliki MDKA berada di dalam Kontrak Karya PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) atau anak usaha PSAB.

Baca Juga: Budi Bowoleksono gantikan Mahendra Siregar dari kursi Komisaris Merdeka Copper (MDKA)

Sementara itu, MDKA mengaku tidak memiliki strategi khusus untuk mengantisipasi kenaikan harga emas global seiring memanasnya gejolak di Timur Tengah baru-baru ini. Perusahaan dipastikan tetap melakukan produksi secara normal dan mengedepankan pengendalian biaya operasional serta pengeluaran secara efisien.

“Harga emas tidak bisa dikendalikan. Kami hanya bisa fokus mengendalikan biaya-biaya yang dikeluarkan,” ujar Adi.

Pihak MDKA belum bersedia menyebutkan target produksi emas di tahun ini. Berkaca pada tahun 2019 kemarin, MDKA menaikkan target produksi emas dari 180.000 ons sampai 200.000 ons menjadi 200.000 ons hingga 220.000 ons. Adapun realisasi produksi emas MDKA hingga kuartal tiga 2019 mencapai 174.216 ons.

“Adanya peningkatan kapasitas dan penambahan jalan di tambang emas Tujuh Bukit membuat kami menaikkan target produksi pada tahun lalu,” ujar Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×