Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Berca Indonesia (CCM) akan mengentorkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk pengembangan bisnisnya tahun ini. "Kami banyak jenis usahanya. Dana itu fokusnya untuk pengembangan telekomunikasi khususnya teknologi 4G LTE," kata Pimpinan dan Pendiri CCM Group, Murdaya Po, Rabu (11/3).
Seperti diketahui, Berca bergerak di berbagai bisnis, diantaranya adalah System Integration (SI), Consulting Service, TMI and Jastel, dan Berca Cakra Teknologi. Murdaya melihat tahun ini yang akan berkontribusi besar ke bisnisnya adalah System Integration.
Murdaya optimis, bisnis SI akan tumbuh 20% tahun ini dan kontribusinya untuk Berca sekitar 30-40%. Sedangkan untuk rencana bisnis lainnya, Murdaya enggan berbicara lebih banyak. Yang pasti, Berca mengembangkan bisnis usaha patungan PT Berca Carrier Indonesia. Perusahaan ini adalah patungan antara Berca dengan perusahaan pendingin udara asal Amerika yakni Carrier.
Dengan dana sekitar Rp 400 miliar, mayoritas saham akan dipegang Berca. "Berca sekitar 67%. Sisanya dari Carrier," kata Murdaya.
Sekedar informasi, Carrier adalah bagian dari UTC Building & Industrial Systems, unit dari United Technologies corp. Carrier sendiri dikenal sebagai perusahaan yang menyediakan pemanas udara, pendingin udara dan mesin pendingin dengan teknologi yang canggih.
Sebenarnya Berca dan Carrier sudah menjalin kerjasama sejak 30 tahun yang lalu. Berca selama ini menjadi distributor produk-produk Carrier khususnya menjual pendingin udara untuk bangunan seperti hotel, rumah sakit, gedung-gedung, pabrik, dan masih banyak lagi.
Nah, dengan usaha patungan ini kerjasama berubah."Sekarang ini kami bisa ambil produk dari seluruh pabrik Carrier di dunia, kalau sebelumnya kami hanya bisa ambil lewat Singapura," jelas Murdaya.
Dengan kerjasama ini diharapkan memperkuat pemasaran di dalam negeri. Kemudian juga memperkuat penjualan dan servis di Indonesia yang mana akan membantu pertumbuhan permintaan pendingin ruangan di Indonesia.
Murdaya menargetkan dengan kerjasama ini, 3 hingga 4 tahun ke depan, Carrier bisa membangun manufaktur di Indonesia. "Kerjasama ini sebagai salah satu upaya untuk membangun manufaktur di Indonesia. Tapi sementara ini kami belum mau menggembar-gemborkan," jelas Murdaya.
Sekedar informasi, pangsa pasar Carrier di Indonesia sekitar 10%. Dengan usaha patungan ini, Murdaya berharap 3-4 tahun ke depan bisa menguasai pangsa pasar 35%. "Kalo target penjualannya tahun ini Rp 200-300 miliar," jelas Murdaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News