Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Prajogo Pangestu kembali bermanuver. Setelah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengakuisisi perusahaan pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap, kini giliran PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Perusahaan solusi kimia dan infrastruktur ini bersama Glencore pcl akan mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Parks Singapore dengan membeli 100% kepemilikan saham milik Shell Singapore Pte Ltd.
Aksi korporasi ini dilakukan TPIA melalui perusahaan patungan alias joint venture bersama CAPGC Pte. Ltd. Gabungan antara Chandra Asri Capital Pte. Ltd dan Glencore Asian Holdings Pte. Ltd.
Setelah melalui proses lelang yang kompetitif, CAPGC telah menandatangani Perjanjian Jual Beli dengan Shell Singapore Pte. Ltd. pada 8 Mei 2024. Transaksi ini ditargetkan selesai pada akhir 2024.
Namun entitas Grup Barito ini masih enggan membeberkan nilai akuisisi maupun anggaran yang disiapkan TPIA untuk mengakuisisi aset Shell Energy and Chemical Parks Singapore.
Baca Juga: Chandra Asri Pacific (TPIA) Putuskan Bagikan Dividen Tunai US$ 30 Juta
Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri menyampaikan saat ini, TPIA tidak dapat memberikan rincian yang bersifat sensitif kepada publik atau secara komersial.
"Kami menyampaikan permohonan maaf karena saat ini kami tidak dapat memberikan rinciannya secara komersial karena kami terikat oleh kewajiban kontraktual," jelasnya kepada Kontan, Kamis (9/5).
Namun manajemen TPIA berharap bisa mendorong perluasan penawaran produk dan peningkatan layanan sehingga memungkinkan bagi TPIA untuk menangkap peluang baru di pasar Asia Tenggara.
Adapun Shell Energy and Chemical Parks memiliki kilang minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan sebesar 237.000 barel per hari. Lalu, ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom dan Pulau Jurong.
Dengan total kapasitas tersebut, perusahaan asal Singapura ini memiliki pendapatan US$ 8 miliar–US$ 10 miliar per tahunnya. Tentu ini bakal mendongkrak produksi dan pendapatan Chandra Asri Group.
"Chandra Asri siap mendapatkan keuntungan yang signifikan dari akuisisi tersebut. Dengan proyeksi kurang lebih lima kali pertumbuhan pendapatan pada 2024–2026," kata Suryandi.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menyebut aksi korporasi yang dilakukan TPIA ini bagus untuk menaikkan kinerja dan membuka peluang untuk Chandra Asri meraih laba.
Baca Juga: Ekspansif! Chandra Asri (TPIA) Akan Akuisisi Shell Energy and Chemical Park Singapura
"Memang salah satu keahlian atau keunggulan Grup Parjogo Pangestu ini dari dulu adalah mengakuisisi perusahaan lain untuk meningkatkan kinerjanya," jelasnya saat dihubungi Kontan.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas menilai aksi korporasi ini belum tentu langsung memberikan dampak yang signifikan pada kinerja TPIA. Ini mengingat TPIA masih mencetak rugi di kuartal I-2024.
Memang jika dicermati, TPIA masih membukukan rugi bersih US$ 30,11 juta pada kuartal I-2024. Ini berbalik dari laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 8,57 juta.
"Tidak bisa optimistis dulu karena kinerja TPIA di kuartal I-2024 masih mengalami rugi bersih. Sebaiknya investor mencermati juga kinerja fundamentalnya," ucap Nafan.
Secara teknikal, Nafan mencermati penguatan TPIA sudah mulai terbatas karena sudah adanya aksi profit taking. Dia memproyeksikan netral TPIA dengan support Rp 7.350 dan resistance di Rp 8.375.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News