Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), PT Akasha Wira International Tbk (ADES) masih mampu membukukan kinerja positif sepanjang tahun 2019 silam. Adapun di tahun 2020 ini, perusahaan mengaku tidak mudah karena turut terdampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih ADES di 2019 naik 3,73% menjadi Rp 834,33 miliar. Thomas Maria Wisnu Adjie, Direktur ADES mengatakan, perusahaan telah membenahi distribusi secara maksimal sehingga mampu mencatatkan kenaikan penjualan di tahun lalu.
Sementara itu pada beban pokok penjualan, terdapat kenaikan kecil 0,49% secara year on year (yoy) menjadi Rp 417,28 miliar. Kenaikan beban juga dijumpai pada pos beban umum dan administrasi. Sepanjang tahun 2019 lalu, beban umum dan administrasi ADES tercatat Rp 78,54 miliar.
Baca Juga: Terdampak Pandemi Corona (Covid-19), Penjualan Air Minum Dalam Kemasan Loyo
Tercatat tumbuh 0,08% dibanding beban umum dan administrasi tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 78,47 miliar. Meski begitu, beban penjualan misalnya, berhasil turun 7,54% yoy menjadi Rp 209,81 miliar dimana sebelumnya, beban penjualan ADES capai Rp 226,94 miliar di tahun 2018.
Berikutnya, beban keuangan juga tercatat turun 32,57% yoy dari semula sebesar Rp 22,95 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 15,47 miliar pada tahun 2019 lalu. Alhasil, ADES berhasil mengempit laba bersih sebesar Rp 83,88 miliar.
Angka ini melonjak 58,39% dibanding laba tahun berjalan pada tahun 2018 yang hanya Rp 52,95 miliar. "Kami memang terus menerus melakukan pembenahan distribusi, meningkatkan efisiensi operasional dan penghematan biaya," terang Thomas kepada Kontan.co.id, Senin yang lalu (1/6).
Sedangkan mengenai proyeksi pertumbuhan bisnis tahun ini, manajemen belum dapat membagikan detailnya. Pandemi Covid-19 diyakini bakal berdampak pada daya beli masyarakat yang mempengaruhi pasar AMDK.
Sekadar informasi, segmen bisnis AMDK menjadi kontributor utama bisnis perusahaan sebanyak 64% atau senilai Rp 539,56 miliar di tahun 2019. Penjualan di segmen ini mengalami kenaikan 8,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 495,56 miliar.
Baca Juga: Pelaku bisnis AMDK masih menghitung efek wabah corona ke penjualan
Sementara itu, segmen produk kosmetik malah turun 4,65% dari Rp 308,73 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 294,35 miliar di akhir tahun lalu. pasar lokal mendominasi bisnis ADES lebih dari 90%, sedangkan nilai penjualan ekspor tahun lalu hanya Rp 1,56 miliar.
Namun jumlah penjualan ekspor mengalami lonjakan beberapa kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 605 juta saja. Di pasar domestik, perusahaan yang memiliki pabrik AMDK dengan kapasitas 800.000 liter per tahun ini memiliki konsentrasi pasar di pulau Jawa dengan kontribusi 78% dari total penjualan di dalam negeri atau sekitar Rp 656,65 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News