Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Di tengah penolakan pembatasan pintu impor produk hortikultura oleh para importir buah, Asosiasi Pedagang dan Produsen Hortikultura Indonesia (APPHI) menyambut baik rencana ini. Mereka siap mengisi kekurangan pasokan buah dan sayur di dalam negeri.
Dwi Putra Setiawan, Ketua Umum APPHI berpendapat, pembatasan pintu masuk impor dan aturan rekomendasi Kementerian Pertanian untuk mendapatkan izin impor produk hortikultura akan memberikan rasa aman kepada petani. "Banjirnya produk impor saat petani panen raya tidak akan terulang lagi," katanya, akhir pekan lalu.
Dua aturan itu akan memberikan motivasi kepada petani lokal untuk meningkatkan produksinya tanpa takut tidak terserap pasar. Dwi juga mengatakan, jika impor berkurang, maka ada peluang bagi produsen lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Meski begitu, Dwi menambahkan, pembatasan ini menjadikan tantangan baru bari produsen dan petani lokal. Sebab ke depan, barang impor hortikultura yang masuk ke Indonesia akan lebih terseleksi dengan kualitas tinggi termasuk lebih bebas virus serta kandungan kimia berbahaya.
Dwi mengaku siap bersaing dan akan berupaya meningkatkan kualitas produksinya. Apalagi sampai sekarang, buah dan sayuran lokal masih banyak digemari, seperti mangga dan durian lokal.
Hal senada diungkapkan Soeryo Bawono, Sekretaris Jendral Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan), Dia mengatakan, sudah seharusnya pemerintah membantu petani lokal dengan membatasi produk hortikultura impor. Bahkan dia meminta pemerintah bersikap lebih tegas dalam membatasi produk impor.
Tidak hanya pemerintah pusat yang harus bertindak tegas, Soeryo juga meminta hal yang sama terhadap pemerintah daerah. "Kami telah berhasil melobi Gubernur Jawa Timur untuk menerbitkan peraturan yang melarang produk impor masuk di Pelabuhan Tanjung Perak di saat petani Jawa Timur sedang panen," katanya.
Sementara itu Arifin Tasrif, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Kementerian Pertanian (Kemtan) mengatakan, pemerintah sebenarnya telah berupaya membatasi impor hortikultura untuk menjaga petani lokal sejak sejak dua tahun lalu. "Sekarang instrumen-instrumen sudah mulai siap dijalankan, seperti pembatasan pintu masuk pelabuhan dan izin," katanya.
Dia juga mengatakan, pemerintah telah menerapkan kebijakan pengembalian produk impor berbahaya ke negara asal. Oleh karena itu, jika terbukti buah dan sayuran impor yang mengandung formalin atau bahan kimia berbahaya, maka akan segera direekspor ke negara asalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News