kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   7,71   0.83%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik Kontribusi Penjualan Ekspor 20%, GGRP Pasok Produk Baja ke Selandia Baru


Selasa, 26 Juli 2022 / 15:46 WIB
Bidik Kontribusi Penjualan Ekspor 20%, GGRP Pasok Produk Baja ke Selandia Baru
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan turut melepas ekspor produk baja ke Selandia Baru yang dilakukan oleh PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), Selasa (26/7/2022).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Produsen besi dan baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) kembali menggenjot penjualan ekspornya memasuki pertengahan tahun 2022. Perusahaan tersebut resmi melakukan ekspor produk baja buatan dalam negeri ke Selandia Baru pada hari ini (26/7).

GGRP mengekspor sebanyak 3.800 metrik ton baja ke Selandia Baru dengan nilai sekitar US$ 4 juta. Baja yang diekspor tersebut merupakan jenis baja struktural yang terdiri dari Steelplate, Structural Beam, dan Welded Beam. GGRP menyuplai baja tersebut untuk proyek Rumah Sakit Denudin di Selandia Baru.

Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Abednedju Giovano Warani Sangkaeng bersyukur bahwa pihaknya bisa mengekspor baja ke Selandia Baru. Sebab, bukan perkara mudah menembus pasar baja di kawasan Oseania seperti Selandia Baru ataupun Australia. Negara-negara tersebut memiliki standar kualitas baja yang sangat tinggi.

Baca Juga: Memacu Kapasitas Produksi, Gunung Raja Paksi (GGRP) Gelontorkan Investasi Jumbo

“Dukungan dari pemerintah juga sangat membantu kami untuk bisa menembus ke pasar Selandia Baru yang punya standar tinggi,” ujar dia dalam pelepasan ekspor yang berlangsung di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (26/7).

Selain untuk rumah sakit, ekspor baja GGRP juga ditujukan untuk proyek pembangunan University of Auckland, Bandara Auckland, Gedung Spark, Woolworths, IKEA, Bowen, Pusat Perbelanjaan Westfield, dan beberapa gedung lain di Auckland, Selandia Baru.

Tak hanya di Auckland, GGRP juga memasok kebutuhan baja di kota-kota Selandia Baru lainnya. Misalnya, untuk pembangunan Gedung Arsip Pemerintah Wellington dan beberapa gedung di Wellington. Lalu, ada baja yang dipasok untuk proyek Jembatan Wimakarrie di Christchurch, arena Olahraga Christchurch, dan sejumlah rumah sakit seperti Rumah Sakit Christchurch, Rumah Sakit Dunedin, dan hampir seluruh rumah sakit di Selandia Baru.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Gencar Perkuat Kemampuan Produksi Baja

Sebelum Selandia Baru, pada Maret lalu GGRP juga telah melepas ekspor baja jenis structural beam ke Casa Grande, Arizona, Amerika Serikat, tepatnya menuju Lucid Motors yaitu produsen mobil listrik Luxury Electric Car. Kala itu, GGRP mengekspor sekitar 700 metrik ton baja dengan nilai US$ 1 juta.

Argo, panggilan akrab Abednedju Giovani Warani Sangkaeng, menyebut, industri baja memiliki peran yang sangat strategis karena dapat memenuhi kebutuhan sektor industri lainnya seperti konstruksi, alat transportasi, alat berat, elektronik, dan lain-lain.

Industri baja pun telah menjadi salah satu komoditas unggulan dalam ekspor nonmigas Indonesia. Tahun 2021 lalu, ekspor baja menempati urutan ketiga dalam ekspor nonmigas dengan nilai mencapai US$ 276 juta. Tak ayal, GGRP akan lebih giat melakukan ekspor baja di sepanjang tahun ini.

“Kami menargetkan kontribusi penjualan ekspor di tahun 2022 mencapai 20%, di mana pada tahun 2021 kontribusi ekspor baru mencapai 5%,” ungkap Argo.

Dalam berita sebelumnya, tahun 2022 GGRP disebut menargetkan penjualan bersih sekitar US$ 1 miliar—US$ 1,2 miliar. Dengan demikian, potensi kontribusi penjualan ekspor GGRP di tahun ini bisa mencapai kisaran US$ 200 juta sampai US$ 240 juta.

 

Per kuartal I-2022, penjualan bersih GGRP melonjak 70,4% year on year (yoy) menjadi US$ 235 juta. Laba bersih GGRP juga melesat 113,6% (yoy) menjadi US$ 15,8 juta di periode yang sama.

GGRP sudah punya modal berharga untuk memenuhi kebutuhan baja dari berbagai pelanggan. Juni lalu, GGRP resmi mengoperasikan mesin baru Light Section Mill (LSM) dengan nilai investasi Rp 1 triliun. Penambahan mesin LSM pada pabrik GGRP tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mengurangi ketergantungan produk impor sekaligus memenuhi permintaan baja di dalam negeri.

Dengan kehadiran mesin LSM baru, maka kapasitas produksi baja profil I dan H Section GGRP meningkat 500.000 ton per tahun, dari sebelumnya 480.000 ton menjadi 980.000 ton per tahun.

“Keberadaan tambahan mesin LSM akan membuat kami sanggup memenuhi kebutuhan baja di pasar domestik selama 7 tahun ke depan tanpa impor,” tandas Argo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×