Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
TANGERANG. Kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, mengalami pertumbuhan pesat dalam dua tahun terakhir. Setelah beberapa lama vakum dari pengembangan proyek baru, kawasan tersebut kembali menggeliat dan diincar pengembang kakap.
Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan bahwa Bintaro merupakan satu di antara lima kawasan "terpanas" di luar pusat bisnis (central business district) Jakarta. Kawasan itu sejatinya merupakan kota mandiri yang sudah dikembangkan lebih dari tiga dekade. Tak mengherankan, populasi dan pasarnya sudah terbentuk dengan daya beli tinggi.
"Kondisi infrastruktur juga terhitung lengkap, dapat diakses dari jalan lingkar luar (JORR) dan jalan lingkungan dalam kota. Jika JORR segmen Ulujami-Kebon Jeruk tuntas dikerjakan, maka percepatan pertumbuhan properti di Bintaro akan semakin melejit," ujar Ferry, Rabu (21/5) seperti dikutip dari Kompas.com.
Ibarat gadis molek, Bintaro terkini banyak dipinang pengembang kakap. Salah satu proyek terbarunya datang dari PT Lippo Karawaci Tbk yang menggarap properti multifungsi Embarcadero Park senilai Rp 2,5 triliun. Proyek tersebut dirancang untuk mengintegrasikan beragam varian properti terdiri dari apartemen Embarcadero Suites sebanyak 776 unit, pusat belanja Lippomalls seluas 46.000 meter persegi, dan rumah sakit berkapasitas 300 tempat tidur.
Kehadiran Embarcadero di dekat Sektor 9, seluas 2,47 hektare menambah padat kawasan Bintaro. Sebelumnya PT Jaya Real Property Tbk mengembangkan properti komersial Bintaro Xchange senilai Rp 550 miliar dan tiga menara Bintaro Plaza Residence di area CBD Bintaro seluas 10 hektare.
Selain itu, terdapat juga Bintaro Icon yang dikembangkan PT Gapura Kencana Abadi (anak usaha Gapura Prima Group). Proyek hunian vertikal senilai Rp 200 miliar ini berdiri di atas lahan seluas 1 hektare, terdiri atas 4 menara, satu di antaranya merupakan kondotel.
Area CBD Bintaro sendiri sudah terbentuk lama. Di sini terdapat kantor pusat Bank CIMB Niaga. Sehingga kota mandiri ini tampil sebagai pilihan lokasi untuk bermukim, berbisnis dan juga berinvestasi.
"Lima tahun mendatang kawasan Bintaro akan dipenuhi properti komersial, khususnya perkantoran dan apartemen. Pasalnya, meski masih banyak lahan kosong, namun untuk dikembangkan menjadi rumah tapak tidak feasible lagi, karena harga lahan sudah tinggi. Untuk itu, opsi membangun properti vertikal adalah pilihan terbaik," pungkas Ferry. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News