kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bio Farma telah memproduksi 140 ribu kit Real Time PCR hingga Juli 2020


Minggu, 12 Juli 2020 / 16:29 WIB
Bio Farma telah memproduksi 140 ribu kit Real Time PCR hingga Juli 2020
ILUSTRASI. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) didampingi Rektor Unpad Rina Indiastuti (kedua kanan), Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kiri) dan kepala Lab Lia Farida (kedua kiri) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safet


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, telah berhasil memproduksi sendiri Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Tes Kit berbasis RT-PCR ini telah memenuhi golden standard dalam pemeriksaan Covid-19 sekaligus penentuan penegakan diagnosis status positif atau negatif dari sampel swab yang berasal dari pasien yang terduga terpapar oleh  Covid-19.

RT-PCR yang dihasilkan oleh Bio Farma merupakan hasil kolaborasi dalam nuansa kegotong-royongan dalam Gerakan Indonesia Pasti Bisa dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) yang dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Baca Juga: Fakta vaksin lokal corona: Menuju pra uji klinis dan prediksi harga Rp 75.000

Sampai dengan bulan Juli 2020, Bio Farma sudah memproduksi sebanyak 140.000 kit. Sebanyak 100.000 pertama sudah didonasikan ke 45 laboratorium yang tersebar di Indonesia, berdasarkan rekomendasi dari BNPB. Bio Farma akan meningkatkan kapasitas produksi RT-PCR pada kuartal keempat 2020 untuk memenuhi permintaan pemerintah sebanyak 2 juta per bulan. Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir mengatakan, peran Bio Farma termasuk proses serta pengujian (quality control), pengepakan, dan distribusi. 

M Rahman Rustan, Direktur Operasi Bio Farma menambahkan Bio Farma sebagai Induk Holding BUMN Farmasi terlibat aktif dalam penanganan wabah Covid-19 di Indonesia. "Salah satunya kolaborasi dengan RSPAD dan Lembaga Eijkman dalam pemanfaatan plasma konvalesent untuk terapi kepada pasien Covid-19," kata dia dalam siaran pers, Kamis (9/7). 

Rahman menyatakan cara kerja dari plasma konvalesen ini adalah dengan memanfaatkan antibodi yang muncul secara alami dari tubuh pasien Covid-19 yang sudah sembuh, kemudian antibodi yang terkandung dalam plasma tersebut, diberikan kepada pasien Covid-19 lainnya yang termasuk kedalam kategori kritis atau pasien yang membutuhkan ventilantor.

Baca Juga: Pemerintah dorong produksi PCR hingga capai 2 juta unit per bulan

Selain pembuatan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri khususnya pada masa pandemik COVID-19, dukungan terapi plasma konvalesen, pembuatan Mobile Laboratorium BSL 3, Bio Farma sudah menyiapkan juga skenario lainnya untuk menangani wabah Covid-19 antara lain pengembangan vaksin Covid-19 dan pembuatan Viral Transfer Medium (VTM).

Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi yang baru saja terbentuk pada akhir Januari 2020 yang lalu bersama dengan anggota holding BUMN farmasi lainnya yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk juga akan menyediakan obat yang sudah masuk ke protokol pemerintah yang sudah mampu diproduksi sendiri seperti Chloroquine, Hidrocholoroquine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×