Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Salah satu emiten penjual benih tanaman agrikultur dan pestisida, PT Bisi International Tbk (BISI) telah menggunakan sekitar Rp 70 miliar anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) mereka selama semester I-2024.
Direktur Utama Bisi International, Agus Saputra Wijaya mengatakan realisasi capex pada bulan Januari hingga Maret sesuai dengan target ekspansi perseroan yakni menambah penjualan mesin pertanian yang telah dijalankan sejak tahun 2023.
"Penyerapan capex masih sesuai dengan yang kita targetkan tidak ada masalah dengan itu. Totalnya di Q1 ini sebesar Rp 70 Miliar," kata Agus saat dihubungi Kontan, Jumat (17/5).
Baca Juga: Bisi International (BISI) Bidik Pendapatan dan Laba Bersih Tumbuh Double Digit
Agus bilang bahwa alat pertanian yang dimaksud yakni Corn Combine BISI Niskala 102. Dengan alat tersebut diharapkan dapat membuat proses produksi tanaman menjadi lebih efisien.
"Jadi alat ini sangat memudahkan petani, di mana saat ini sangat sulit mencari tenaga kerja di sektor pertanian. Bahkan, sehari bisa mengerjakan 2,5 - 3 hektar dan hanya perlu 2-3 orang saja untuk operatornya," ungkap dia.
Lebih jauh, secara pengeluaran biaya produksi bisa dibilang cukup hemat. Agus membeberkan bahwa adanya alat itu memangkas biaya panen hingga 50 persen.
"Biaya dibandingkan dipanen manual hanya 50% saja, jauh lebih murah. Dan hasilnya langsung pipilan, petani tidak perlu memipil secara manual lagi," sambungnya.
Selain itu, BISI juga akan fokus menggarap di area tadah hujan. Perseroan sudah merilis 3 new variety untuk benih jagung yaitu BISI 234 MASKOT, BISI 235 MACHO dan BISI 236 PRIMADONA.
BISI berharap melalui 3 varietas baru ini akan semakin memperbanyak pilihan petani untuk benih jagung hibrida yg produktifitasnya tinggi, tahan serangan penyakit dan adaptasinya lebih luas
Lebih lanjut, BISI melakukan otomatisasi mesin guna menambah kapasitas produksi agrochemical di pabrik yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. "Kapasitas awal pabrik pestisida atau agrochemical kami menjadi 30.000-40.000 ton," jelasnya.
Adapun pada kuartal II perseroan benih itu berencana untuk menggunakan Capexnya sebesar Rp 20 Miliar.
"Sampai semester 1 estimasi kami total penyerapan capex di angka Rp 90 miliar. Dari total Capex Rp 150 Miliar di tahun 2024" pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News