Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI) targetkan pertumbuhan kinerja baik dari top line maupun bottom line tumbuh double digit di tahun 2024.
Direktur Utama Bisi International, Agus Saputra Wijaya, menyampaikan, perseroan cukup optimis dengan target kenaikan kinerja di tahun ini. Meskipun perseroan mencatatkan penurunan tipis dari penjualan di tahun 2023.
Agus mengatakan, penurunan penjualan neto ini disebabkan oleh adanya cuaca ekstrim atau kemarau berkepanjangan yakni El-Nino yang terjadi pada tahun 2022 sampai pertengahan tahun 2023.
Baca Juga: Bisi International (BISI) Bukukan Laba Bersih Rp 595,7 Miliar pada Tahun 2023
"Perusahaan benih seperti kami mengalami kesulitan untuk penyediaan stock karena adanya hujan yang berlebihan sehingga hasil yang ada kurang bagus. Sehingga kami belum punya stock bagus yang di jual pada awal tahun 2023," kata Agus kepada KONTAN, Rabu (27/3).
Agus menambahkan, BISI baru memiliki stock benih yang bagus pada Agustus 2023. Namun, setelah kemarau basah di tahun 2022, cuaca pun mulai memasuki masa cuaca kemarau panjang atau El-Nino.
Produksi benih jagung dan holtikultura BISI menjadi tidak maksimal selama cuaca ekstrim berlangsung, seperti kemarau berkepanjangan dan hujan yang sulit terprediksi. Pada saat yang sama, cuaca ekstrim juga membuat permintaan benih dan pestisida dari para petani berkurang.
Sementara itu, strategi di tahun ini, BISI juga menambah bisnis barunya yakni penjualan mesin pertanian yang telah dijalankan sejak tahun 2023. BISI menyiapkan paket penanaman di mana petani akan mendapatkan benih, pestisida, pupuk hingga mesin pertanian.
"Di maret atau april 2024 ini sudah siap kami distribusikan di seluruh Indonesia. Kami punya cabang di 11 lokasi," tambahnya.
Agus mengatakan, BISI juga akan fokus menggarap di area tadah hujan. Perseeoan sudah merilis 3 new variety untuk benih jagung yaitu BISI 234 MASKOT, BISI 235 MACHO dan BISI 236 PRIMADONA. BISI harapkan 3 varietas baru ini akan semakin memperbanyak pilihan petani untuk benih jagung hibrida yg produktifitasnya tinggi, tahan serangan penyakit dan adaptasinya lebih luas
Lebih lanjut, BISI melakukan otomatisasi mesin guna menambah kapasitas produksi agrochemical di pabrik yang berada di Mojokerto, Jawa Timur. "Kapasitas awal pabrik pestisida atau agrochemical kami menjadi 30.000-40.000 ton," ungkap Agus.
Sayangnya, ia tidak membeberkan nilai investasi yang direalisasikan dari ekspansi tersebut. Terlepas dari itu, proses penambahan kapasitas pabrik agrochemical BISI di Mojokerto sudah hampir rampung dan dipastikan beres memasuki kuartal I-2024.
Di sisi lain, BISI memutuskan untuk menunda pembangunan pabrik pestisida baru di Makassar, Sulawesi Selatan sampai waktu yang belum ditentukan. Sebab, kapasitas produksi saat ini masih mencukupi kebutuhan pasar.
Sampai saat ini, BISI memiliki total empat pabrik di antaranya dua pabrik benih jagung dan padi, satu pabrik untuk holtikultura dan satu pabrik lagi untuk pestisida. Untuk pabrik benih jagung memiliki kapasitas sekitar 30.000 ton.
BISI juga menyiapkan belanja modal atau capex di tahun ini sebesar Rp 87 miliar. Kegunaannya untuk persiapan renovasi warehouse atau kantor pusat, kemudian untuk farm serta pembelian mesin-mesin baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News