kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis alat berat United Tractors masih berat


Selasa, 04 Maret 2014 / 11:31 WIB
Bisnis alat berat United Tractors masih berat
ILUSTRASI. Gejala Bunion pada Sendi Jempol Kaki dan Cara mengatasinya


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bisnis pertambangan yang melambat tahun lalu berimbas terhadap kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) tahun 2013. Pendapatan perusahaan alat berat ini turun 8,8% dari tahun 2012 lantaran penjualan alat berat merosot.

Tahun lalu, pendapatan anak usaha PT Astra Internasional Tbk ini sebesar Rp 51 triliun. Adapun pendapatan 2012 sebesar Rp 55,95 triliun.Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors mengatakan, pendapatan perusahaan yang turun ini sebagai imbas bisnis batubara yang cenderung lesu tahun lalu.

"Penurunan akibat rendahnya harga batubara dan perlambatan kegiatan sektor pertambangan," kata Sara pada KONTAN, Senin (3/3). Tidak hanya pendapatan yang turun, laba perusahaan pun juga anjlok 17% dari Rp 5,75 triliun pada 2012, tahun lalu menjadi Rp 4,8 triliun.

Sayangnya, Sara tidak dapat mengatakan target pendapatan untuk tahun ini. Ia cuma memberi proyeksi, target volume penjualan alat berat perusahaan di 2014 ini bisa tumbuh 7%.

Sebelumnya, Sara menyampaikan, penjualan alat berat di tahun 2013 mencapai 4.203 unit atau hanya meningkat tipis dibanding 2012 yang mencapai 4.200 unit. Salah satu penyebabnya adalah sektor tambang belum bergairah. Artinya, jika tahun ini ada kenaikan 7%, target penjualan alat berat United Tractors mencapai 4.494 unit.

Sekadar informasi, penjualan alat berat tahun lalu memberi kontribusi sekitar 30% bagi United Tractors, atau setara Rp 15,5 triliun. "Paling besar masih dari bisnis kontraktor, yakni dari PT Pamapersada Nusantara (Pama) sekitar 63%," imbuh Sara.

Sedangkan kontribusi bisnis tambang dan batubara masih kecil, baru 7% dari total pendapatan. Namun, Sara memprediksi, bisnis tambang kemungkinan bisa bergerak membaik tahun ini. Imbasnya, bisnis alat berat pun bisa tumbuh positif.

Makanya, meski saat ini bisnis tambang masih kurang optimal, United Tractors masih akan fokus di bisnis penjualan alat berat untuk sektor pertambangan. Pasalnya, lini bisnis Pama adalah sebagai kontraktor bidang pertambangan.

Untuk bisa menggenjot penjualan tahun ini, United Tractors akan memperkuat layanan purnajual alat berat, seperti pengadaan suku cadang dan pemeliharaan kendaraan.

Untuk memuluskan aksi ini, United Tractors menyiapkan belanja modal sekitar US$ 300 juta tahun ini. Sara menjelaskan, belanja modal ini untuk bisnis alat berat maupun pertambangan. "Belanja modal paling besar untuk kebutuhan tambang. Sekitar US$ 250 juta untuk perbaikan atau penggantian alat," jelasnya.

Selain itu, ada sekitar US$ 50 juta yang akan digunakan untuk pengembangan gudang dan pelatihan kerja. Bentuknya bisa menambah jumlah gudang atau memperluas pelatihan kerja. Saat ini, United Tractors punya sebanyak 117 gudang alat berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×