kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis hiburan terbelit, JungleLand gelar PHK*


Senin, 31 Oktober 2016 / 11:43 WIB
Bisnis hiburan terbelit, JungleLand gelar PHK*


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bisnis pariwisata tak selamanya bisa menghibur pengusahanya. Bisa jadi sebaliknya, bikin pusing tujuh keliling. Dengan alasan kondisi ekonomi  sedang lesu, pengelola tempat hiburan mulai melakukan efisiensi, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK.

Salah satu perusahaan pengelola tempat hiburan yang melakukan PHK adalah JungleLand Theme Park. Dengan alasan penurunan jumlah pengunjung, salah satu lini bisnis Bakrie Group yang berada di bawah naungan PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk tersebut melakukan efisiensi.

Qalam Gladi Mulianda, Marketing Communication Manager JungleLand Theme Park, menyatakan, jumlah pengunjung ke taman hiburan ini berkurang 5% dibandingkan  dengan tahun lalu. "Hal tersebut berdampak kepada jumlah pendapatan yang merosot kurang lebih di angka yang sama," kata Qalam kepada KONTAN, Minggu (30/10).

Informasi yang diperoleh KONTAN, pengelola JungleLand Theme Park memangkas hampir separuh tenaga kerja, dari 600 pegawai menjadi 325 pegawai tahun ini. Benarkah? "Ada beberapa departemen yang dikurangi, dan juga karena over capacity pegawai," kata Qalam membenarkan informasi PHK tersebut.

Dengan PHK, manajemen Jungland Theme Park berharap bisa menggenjot kinerja dan laba. Selain PHK, manajemen JungleLand gencar merilis promo wahana permainan. Diantara promo itu termasuk penurunan tarif bermain di wahana milik mereka. Jika biasanya tarif Rp 165.000 per orang saat weekdays  bulan ini dipangkas menjadi Rp 99.000. Jika saat weekend Rp 220.000, bulan ini tarif diturunkan menjadi Rp 125.000.

Kini, Qalam berharap, kinerja pendapatan perusahaan bisa naik di bulan November dan Desember. Ada banyak program yang dikebut, salah satunya program company gathering akhir tahun. Namun, Qalam ragu pendapatan akhir tahun bisa menutup kekurangan bisnis perusahaan selama setahun.

Tak seperti JungleLand The Park, pengelola tempat hiburan Trans Studio Bandung tidak mengurangi pegawai. Hanya saja, anak usaha Trans Corp tersebut mengganti pegawai yang habis kontrak.

Fani, Humas Trans Studio Bandung bilang, meski bisnis hiburan sedang lesu namun hal tersebut bukan karena kelesuan ekonomi. "Bukan kelesuan ekonomi, lebih karena high season jatuhnya lebih awal," kata Fani ,kepada KONTAN, Minggu (30/10).

Sama seperti JungleLand, Trans Studio Bandung berusaha meningkatkan pendapatan dari acara company gathering di akhir tahun.

Ancol tak terpengaruh

Kondisi berbeda justru dilaporkan pengelola tempat hiburan Ancol. Rika Lestari, Corporate Communications Manager PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengklaim, tak ada penurunan jumlah pengunjung ke Ancol tahun ini.

Rika menyatakan, jumlah kunjungan Ancol tercatat 20.000-30.000 pengunjung di weekdays, dan 40.000-50.000 saat weekend. "Jumlah karyawan kami sama 700 karyawan, atau 2.000-2.500 pegawai jika termasuk pegawai outsourcing," kata Rika kepada KONTAN, Minggu (30/10).
 
Saat ini Ancol berkonsentrasi menggaet lebih banyak pengunjuk dengan meluncurkan Dufan App. Dengan mengunduh aplikasi tersebut, pengunjung akan mendapatkan tarif spesial. Selain itu, Rika menyatakan ada juga tarif promosi boys month khusus di bulan Oktober.   

* Atas berita ini, Redaksi Kontan menerima klarifikasi dari Qalam Gladi Mulianda, Marketing Communication Manager JungleLand Theme Park, yang isinya bisa dibaca di berita  "Jungleland optimistis pengunjung naik" .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×