kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis kuliner diprediksi masih menjadi primadona waralaba pada 2021


Jumat, 29 Januari 2021 / 17:11 WIB
Bisnis kuliner diprediksi masih menjadi primadona waralaba pada 2021


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak hanya memengaruhi masalah kesehatan tetapi juga berdampak pada berbagai sektor, termasuk bisnis  waralaba.

Meski demikian, Konsultan bisnis dan waralaba DK Consulting Djoko Kurniawan melihat bahwa bisnis waralaba masih memiliki prospek yang cukup baik tahun ini. Pasalnya, di akhir 2020 para calon pebisnis sudah mulai ingin investasi dalam bisnis waralaba.

Djoko juga melihat bahwa usaha kuliner atau food and beverage (F&B) menjadi salah satu bisnis waralaba yang memiliki prospek baik di tahun ini.

"Waralaba yang masih punya prospek bagus di 2021 salah satunya adalah kuliner. Kita tahu bahwa Indonesia diuntungkan dari sisi jumlah penduduk yang besar," ujar Djoko kepada Kontan.

Menurutnya, bisnis kuliner yang akan bisa bergerak dengan cepat yakni usaha dengan rentang harga sekitar Rp 100 juta hingga Rp 300 juta. Dia berpendapat, makanan dengan kisaran harga Rp 15.000 hingga Rp 25.000 akan memiliki target pasar yang lebih besar. Dia  juga menilai, produk dengan kategori baru akan semakin menarik perhatian.

Baca Juga: Yuk Intip Perluasan Layanan Urun Dana, Kenali Pula Peluang dan Risikonya

"Di tengah pandemi muncul beberapa brand baru. Namun demikian ada yang tidak sukses juga karena tidak memiliki faktor pembeda dan salah dalam pemilihan target market," terang Djoko.

Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) pun berpendapat bahwa bisnis waralaba yang masih bisa tertahan saat ini adalah produk food and  beverage khususnya di tengah berbagi pembatasan sosial.

"Sampai dengan saat ini bisnis yang masih bisa survive adalah F&B, dimana masih bisa dibuka untuk take away atau delivery. Dan bisnis F&B bisa terus bertumbuh dengan semakin banyaknya pelaku bisnis F&B," tuturnya.

Levita tak menampik, bisnis waralaba kembali mengalami pelambatan mengingat awal tahun ini diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Padahal menurutnya, bisnis waralaba sudah mulai bergeliat pada semester kedua tahun lalu.

Karenanya, dia berharap, adanya vaksinasi yang sudah dilaksanakan di Indonesia, turut berdampak baik bagi bisnis waralaba. Dia juga berharap masyarakat mulai terbiasa dengan kondisi saat ini. Ini terbukti dengan adanya  (terwaralaba) yang membuka bisnis waralaba. Menurutnya ini menunjukkan kondisi yang lebih baik.

Baca Juga: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Menyiapkan Belanja Modal Rp 3 Triliun

Membaiknya kondisi pandemi Covid-19 pun menjadi harapan Owner & Founder Tahu Taisi, Rosie Pakpahan. Dia berharap dengan adanya vaksinasi Covid-19, maka pelaku usaha bisa kembali berjualan dengan aman.

Dia mengakui adanya pandemi Covid-19 turut berpengaruh pada permintaan kemitraan. Bila biasanya permintaan kemitraan mencapai 8 mitra per bulan, dengan adanya Covid-19, permintaan kemitraan hanya sekitar 3-4 per bulan.

"Turun 50%, tetapi tetap bersyukur karena masih bisa membantu orang-orang," ujarnya.

Dia juga mengatakan, bisnis waralaba yang dijalankannya tetap beroperasi di tengah pandemi dan turut memberikan promo new normal untuk para mitra yang baru bergabung.




TERBARU

[X]
×